PALU, Kabar Selebes – Ahli dan pemerhati reptil dari Australia, Christoper Wilson dan Matthew Nicolas Wright, turut serta dalam upaya penyelamatan buaya muara berkalung ban motor bekas yang hidup disungai Palu.
Keduanya datang dari luar negeri ke Kota Palu, , semata-mata membantu penanganan satwa liar yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 itu, dari jeratan ban di lehernya.
Chris dan Matthew telah bergabung bersama tim satuan tugas (Satgas) Penanganan Satwa, yang dibentuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, untuk membebaskan buaya dari kalung ban motor bekas dilehernya, yang lama kelamaan akan mencekik leher buaya karena badannya semakin membesar.
Untuk melepaskan ban dari leher buaya, dua warga asing itu dibantu anggota tim Satgas, membuat kerangkeng dengan panjang 4 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1 meter, yang ditempatkan di tengah sungai sebagai lokasi yang sering didatangi buaya itu.
Sementara trap atau jebakan sebagai umpan dengan menggunakan bebek hidup, akan di pasang di bawah jembatan, yang berada di jalan Gusti Ngurah Rai, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Tim Satgas menyiapkan dua trap untuk menangkap dan melepaskan ban dari leher buaya. Namun hari ini, baru satu trap yang digunakan.
“Saya berharap trap ini bisa berhasil berdasarkan pengalaman kami di lapangan. Sudah banyak buaya yang kami tangkap dengan menggunakan trap atau jebakan ini,” ujar Matthew, Selasa (11/2) sore.
Proses penangkapan buaya berkalung ban itu, masih menjadi perhatian warga Kota Palu. Banyak orang yang datang untuk menyaksikan upaya penyelamatan buaya berkalung ban motor bekas, yang sesekali muncul di permukaan sungai Palu.
Hingga malam hari, Satgas Penanganan Satwa masih berjaga di sekitar sungai Palu. Mereka memantau pergerakan buaya berkalung ban, dari alat yang dipasangankan pada kerangkeng, yang ditempatkan di Sungai Palu, disekitar jembatan Palu II. (Ifal)