PALU, Kabar Selebes – Direktur Utama Bank Sulteng Rahmat Abdul Haris mengatakan laba Bank Sulteng mengalami kenaikan dari Rp152 miliar di tahun 2018 menjadi Rp185 miliar di tahun 2019. Laba tersebut sebelum dikeluarkan pajak.
Kenaikan laba tersebut diikuti adanya peningkatan pada Dana Pihak Ketiga (DPK), kredit dan nilai asset.
“Di tahun 2018, asset Bank Sulteng sebesar Rp6 triliun naik menjadi Rp7,6 triliun atau naik Rp1,6 triliun pada 2019,” kata Rahmat Abdul Haris pada acara Penarikan Undian Semarak Simpeda Rp1,7 Miliar Bank Sulteng di Jodjokodi Convention Center (JCC), Kota Palu, Sabtu malam (25/1/2020).
Selain itu, tambah Rahmat, kredit Bank Sulteng juga mengalami kenaikanRp3,4 triliun di tahun 2018 menjadi Rp4,1 triliun di tahun 2019.
Sementara untuk modal inti sebesar Rp932 miliar lebih atau BUKU I.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah Gamal Abdul Kahar menyampaikan soal peraturan baru OJK yang akan disahkan 2020 ini, dimana modal perbankan wajib sebesar Rp3 triliun. “Bilamana tidak terpenuhi maka operasional dan produk bank akan dibatasi,” kata Gamal.
Sementara itu Pemegang Saham Pengendali Bank Sulteng H Longki Djanggola meminta kepada para pemegang saham (pemda kabupaten dan kota) untuk ikut memperhatikan dan membesarkan Bank Sulteng sebagai bank daerah. “Ironis kalau masih ada yang menyimpan di bank lain, bukan di Bank Sulteng,” kata Longki Djanggola.
Kata Longki lagi, dengan semakin besarnya dukungan ke Bank Sulteng maka pemegang saham juga akan mendapatkan bagian yang besar dari keuntungan yang diperoleh Bank Sulteng.
Longki juga mengapresiasi peningkatan hasil yang diperoleh Bank Sulteng saat ini. “Saya harap Bank Sulteng terus meningkatkan kinerjanya ke depan dengan bekerja lebih keras lagi,” kata Longki.
Produk Bank Sulteng saat ini berupa Simpeda (simpanan pembangunan daerah), Simantap (simpanan anutapura), Tabungan PNS, Tabungan Pensiunku, Tabungan Tawa dan Simpel (simpanan pelajar). (Patar)
