PALU, Kabar Selebes – Merasa tidak menjadi prioritas dalam proses penyaluran hunian tetap (Huntap). warga Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor kelurahan.
“Kami sangat mennyayangkan, pada pembagian hunian tetap (Huntap) tahap satu, kami yang jelas-jelas menjadi korban bencana tsunami belum mendapatkan. Padahal seharusnya masyarakat Tondo wajib diprioritaskan menempati huntap yang dibangun Budha Tzu Chi karena dibangun diatas lahan warga Tondo walaupun status lahan HGB,” kata Koordinator Aksi Moh.Rizal, Kamis (16/1/2020).
Masyarakat juga meminta pertanggungjawaban pihak Kelurahan, atas kekeliruan dalam melakukan pendataan korban bencana di wilayah itu.
Selain itu, Pemerintah Kota Palu diminta menganulir kembali pembagian huntap tahap satu. Pasalnya, sebagian besar penerima huntap adalah mereka yang masih memiliki rumah layak huni meski masuk dalam garis zona merah.
“Yang seharusnya diperiotaskan itu orang-orang yang betul-betul rumahnya hilang atau rusak berat. Bukan mereka yang sampai saat ini masih menempati rumah mereka kemudian menjadi prioritas menduduki Huntap. Sebenarnya jumlahnya tidak banyak lagi hanya sekitar 20 lebih yang belum masuk tahap pertama ini,”imbuhnya.
Warga juga menduga adanya oknum yang berusaha mencari keuntungan. Sebab saat dilakukan konfirmasi ke sejumlah pihak seperti BPBD maupun Kelurahan Tondo saling lempar tanggungjawab.
“Kita mengerti prosedur mungkin panjang, maka kami memberikan waktu kepada pemerintah. Kita menunggu jika dua pekan tidak ada kepastian pada kami, maka kami memohon maaf akan menyegel kantor Kelurahan Tondo,”tegasnya.
Upaya yang dilakukan warga, diakui bukan untuk menghalangi pembangunan huntap di wilayah mereka. Namun pemerintah perlu memprioritaskan masyarakat yang berada di sekitar lokasi.
Aksi yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, tidak mendapat respon dari pihak Kelurahan. Terbukti tidak ada satu orangpun pejabat Kelurahan yang menemui warga untuk berdialog.(Sobirin)