PALU, Kabar Selebes- Sekertaris Komisi B DPRD Palu, Ratna Mayasari Aggan, menyebut salah satu faktor sering langkanya gas elpiji 3 kg adalah pedagang dan pengusaha berpenghasilan besar. Sebab diakuinya gas yang merupakan subsidi pemerintah tersebut penyalurannya kini tanpa pengawasan.
Menurut dua faktor tersebut adalah hal paling nyata, namun justru tidak mendapat perhatian dari pemerintah terkhusus dinas terkait.
Sebab, kelangkaan selalu terjadi meski bukan di momentum tertentu. Tidak hanya langkah, namun gas melon ini harganya sering naik berkali-kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan yaitu Rp 16.000.
“Kita liat sekarang, gas itu bukan cuman dipakai masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Tapi sekarang restoran bahkan usaha yang berpenghasilan besar juga sudah pakai,”ungkapnya saat ditemui pada Senin, (6/01/2020).
Dirinya juga menyebutkan, harusnya para pengusaha atau pedagang yang menggunakan gas subsidi ini sadar diri. Sebab disebutkan banyak jenis pilihan gas yang dianggap cukup ekonomis bagi para pengusaha.
Ratna juga berjanji dalam waktu dekat, Ia bersama komisi akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait guna merumuskan regulasi untuk mengatur pengawasan penyaluran gas ini. Sebab jika tidak segera ditindaklanjuti, maka permasalahan ini akan terus berulang.
“Kan ada gas ukuran 5 kg, yah sadar dirilah. Kita tunggu ketua komisi balik dulu, nanti kita agendakan sidak langsung dan komunikasi dengan dinas terkait. Karena kalau tidak salah, dulu sudah ada payung hukum yang mengatur pengawasan peredaran gas ini,”pungkasnya.(Sobirin)