PALU, Kabar Selebes – Selama bulan Desember 2019, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,83 persen. Kenaikan itu dipengaruhi oleh naiknya indeks harga yang terjadi pada kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 2,68 persen.
Hal itu diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,77 persen), kelompok bahan makanan (0,63 persen), kelompok kesehatan (0,47 persen), serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,15 persen).
Hal demikian disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah, Faisal Anwar, saat menggelar siaran pers di Kantor BPS Sulteng, Kamis, (02/01/2020) siang.
Faisal mengatakan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada bulan ini relatif stabil, sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,12 persen.
Menurut dia, pada periode yang sama, inflasi year on year Kota Palu mencapai 2,30 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok sandang sebesar 5,06 persen.
“Sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks terendah sebesar 1,13 persen,” jelasnya.
Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 1,28 persen dan terendah di Kota Watampone sebesar 0,01 persen.
Kota Manado mengalami deflasi tertinggi sebesar 1,88 persen, sementara Kota Bukittinggi dan Singkawang mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen. Kota Palu menempati urutan ke-3 inflasi tertinggi dikawasan Sulampua dan urutan ke-9 secara nasional. (Sarifah Latowa)