PALU, Kabar Selebes – Sekolah Indonesia Cepat Tanggap PAUD KB Nipotove Sambo yang berlokasi di Desa Sambo, Dolo Selatan, Kabupaten Sigi dan TK Biru Mutiara Nagaya yang berlokasi di BTN Palu Nagaya, Balaroa, Kota Palu, telah selesai dibangun dan telah diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, Jumat, (13/12/2019).
Sekolah ini dibangun oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Klaster Perancangan Departemen Arsitektur FTUI, Ikatan Alumni (ILUNI) UI, ILUNI FTUI, ILUNI Arsitektur FTUI, FUSI Foundation bekerjasama Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Pembangunan Sekolah Indonesia Cepat Tanggap ini, didesain oleh tim dari Klaster Perancangan Arsitektur Departemen Arsitektur FTUI dengan prinsip desain modular berupa unit-unit yang dapat disusun secara plug and play serta dapat dibangun secara cepat.
Sekolah tersebut terdiri dari unit-unit ruang kelas, selasar, ruang transisi, tribun, jamban dan tempat cuci tangan, dan dilengkapi dengan berbagai mural pada permukaan dinding dan lantai, sebagai sarana belajar serta mengasah kemampuan indera dan motorik bagi anak-anak.
Menurut Prof. Yandi Andri Yatmo, PhD, guru besar arsitektur di Departemen Arsitektur FTUI, Sekolah Indonesia Cepat Tanggap dirancang dengan mengutamakan kecepatan dalam proses membangun namun, tetap mencapai kualitas yang baik.
“Masing-masing sekolah ini diselesaikan dengan waktu yang sangat singkat yaitu 2-3 minggu,” kata Prof. Yandi yang juga menjabat sebagai ketua tim desain Sekolah Indonesia Cepat Tanggap usai peresmian sekolah PAUD KB Nipotove Sambo, Jumat, (13/12/2019).
Ia menjelaskan, umumnya bangunan setelah bencana dibangun dengan proses konstruksi yang singkat namun, cenderung mengesampingkan kualitasnya.
Sekolah Indonesia Cepat Tanggap menawarkan sistem modular yang dapat dikonstruksi secara cepat dengan kualitas layaknya bangunan permanen, serta mudah disesuaikan dengan kondisi di tempat yang membutuhkan.
Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono M.Eng menambahkan, Sekolah Indonesia Cepat Tanggap merupakan inisiatif dan juga komitmen UI dalam mewujudkan kesempatan belajar yang terbaik bagi anak Indonesia.
Menurut dia, Sekolah Indonesia Cepat Tanggap tidak hanya menjadi sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat namun juga merupakan sebuah prestasi yang perlu menjadi sebuah inisiatif berkelanjutan.
Sistem bangunan sekolah modular pada Sekolah Indonesia Cepat Tanggap saat ini, sedang dalam proses memperoleh paten. Pembangunan sekolah di Palu dan Sigi dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi para mahasiswa dari Universitas Indonesia dan Universitas Tadulako serta partisipasi masyarakat sekitar.
“Sekolah Indonesia Cepat Tanggap merupakan sebuah inisiatif untuk membangun infrastruktur pendidikan berupa bangunan sekolah pada berbagai lokasi yang terdampak bencana alam di
Indonesia,” terangnya.
Setahun sejak gempa melanda Sulawesi Tengah, kata dia, masih banyak anak-anak yang belum dapat bersekolah dengan layak karena sekolahnya rusak akibat gempa.
Hingga saat ini, telah dibangun sebanyak delapan sekolah yang meliputi SD, TK, PAUD-KB dan pesantren yang berlokasi di Lombok Barat, Sumbawa, Palu dan Sigi, yang dapat menampung tidak kurang dari 500 siswa.
Inisiatif ini telah meraih penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2019 pada tanggal 23 April 2019, terpilih di antara karya-karya dari Asia Pasifik. Penghargaan ini diberikan atas rancangan sekolah yang didesain oleh tim dari Klaster Perancangan Arsitektur Departemen Arsitektur FTUI.
Gubernur Longki Djanggola, yang juga alumni UI menyambut hangat niat baik FTUI dan para alumni UI yang telah membangun Sekolah Indonesia Cepat Tanggap untuk dua sekolah yang ada di Palu dan Sigi.
“Kami sebagai pemerintah provinsi sangat berterimakasih atas bantuan dari FTUI dan alumni UI,” ucapnya.
“Saya kira sudah banyak sekali bantuan yang diberikan oleh UI pascabencana 28 September 2019. Insya Allah semuanya mendapat perlindungan Allah SWT,” tambahnya.
Longki meminta kepada masyarakat agar menjaga dan memanfaatkan bangunan tersebut dengan baik, karena, kata dia, sekarang PAUD sudah diwajibkan sebagai syarat untuk siswa masuk di sekolah TK dan SD nanti.
“Semoga ini akan menjadi harapan yang luar biasa bagi masyarakat Sambo, dalam mencerdaskan anak-anaknya sehingga kelak berguna untuk bangsa dan Negara,” tutupnya. (Sarifah Latowa)