Tutup
Ekonomi

Agustus 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulteng 3,15 Persen

×

Agustus 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulteng 3,15 Persen

Sebarkan artikel ini

PALU – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT ) di Sulawesi Tengah pada bulan Agustus 2019 sebesar 3,15 persen, lebih rendah 0,28 poin dibanding TPT Agustus 2018.

Sedangkan angkatan kerja pada Agustus 2019 sebanyak 1,49 juta orang. Sementara jumlah penduduk bekerja di Sulawesi Tengah pada Agustus 2019 sebanyak 1,44 juta orang.

Advertising

Hal demikian disampaikan Kepala Bidang Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah, Moh. Wahyu Yulianto, saat menggelar siaran pers, Selasa, (05/11/2019).

“Pada Agustus 2019, sebanyak 905,48 ribu orang (62,89 persen) penduduk bekerja pada sektor informal, dan persentasenya turun 3,75 persen poin dibanding Agustus 2018,” jelasnya.

Menurutnya, selama setahun terakhir, terdapat empat sektor terbesar yang mengalami peningkatan persentase penduduk bekerja yaitu perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor (1,11 persen poin).

Kemudian, lanjut dia, konstruksi (0,84 persen poin), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (0,82 persen poin) dan penyediaan komodasi dan makan minum (0,54 persen poin).

“Pada Agustus 2019, persentase tertinggi adalah pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) sebesar 63,82 persen,” ujarnya.

Sedangkan penduduk bekerja tidak penuh, (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu), sebesar 36,18 persen mencakup 9,2 persen setengah penganggur dan 26,98 persen pekerja paruh waktu.

Jika dilihat dari jenjang pendidikan, pada Agustus 2019, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap mendominasi yaitu sebanyak 597,02 ribu orang (41,47 persen).

Sedangkan terendah adalah pekerja dengan pendidikan diploma I/II/III yaitu sebesar 37,20 ribu orang (2,58 persen)

Wahyu juga menyebutkan, jumlah pengangguran sebanyak 46,80 ribu orang juga mengalami penurunan sekitar 4,68 ribu orang dibanding setahun yang lalu.

Kepala BPS Sulteng, Faisal Anwar menambahkan beberapa hal yang menyebabkan kondisi turunnya penduduk yang bekerja adalah tenaga kerja yang dirumahkan oleh beberapa perusahan karena tidak adanya kegiatan produksi.

Serta, lanjut dia, bergesernya penduduk bekerja dengan status pekerja keluarga/tidak dibayar yang sebagian besar membantu disektor pertanian berpindah ke kegiatan mengurus rumah tangga. (Sarifah Latowa)

Silakan komentar Anda Disini….