PALU, Kabar Selebes – Dalam rangka memeriahkan Hari Kopi Internasional, Pemprov Sulteng melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng menggelar Festival Kopi yang bertajuk “Explore Cita Rasa Kopi Sulteng” di Taman Gor, Palu, Jumat, (1/11/19)
Wakil Gubernur Rusli Dg Palabbi saat membuka Festival Kopi mengatakan, kopi merupakan salah satu komoditas dunia yang telah dibudidayakan lebih dari 50 negara termasuk Indonesia.
“Menurut sumber International Coffee Organization (ICO) tahun 2017, Indonesia adalah negara produsen kopi keempat terbesar setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Sedang sebagai konsumen, Indonesia masuk dalam urutan ketujuh dunia.
Fakta ini, kata Rusli menguatkan bahwa minum kopi telah menjadi gaya hidup masyarakat bahkan turut mempengaruhi pertumbuhan hilirisasi industri kopi dengan maraknya home industry, cafe, restoran, dan warung-warung kopi di daerah kita.
“Terkait kopi di Sulawesi, kopi toraja (queen of coffee) adalah salah satu varian yang sudah tidak asing lagi di lidah para penikmat kopi,’ lanjut Rusli.
Namun demikian, tambah Rusli, selain kopi toraja asal Sulawesi Selatan, adapula varian kopi robusta dan arabika, berupa kopi kulawi dan kopi napu, yang masing-masing dihasilkan kabupaten Poso dan Sigi, lewat perkebunan rakyat.
“Meski produktifitas dan luas lahan yang ada masih belum optimal tapi berkat jasa industri kecil dan menengah yang banyak membuka cafe, restoran dan warung-warung kopi, secara tidak langsung telah ikut mengangkat pamor kopi khas daerah, semoga hal ini jadi pertanda baik dalam hal perputaran roda ekonomi khususnya dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi pascabencana,” harapnya.
Merespon dinamika tersebut, maka sudah semestinya tanaman kopi masuk dalam komoditas unggulan sulawesi tengah di sektor industri pangan, yang sampai saat ini masih berkutat di kisaran 0,4 % dari total produksi nasional.
Jika dibandingkan dengan 5 besar daerah produsen kopi di Indonesia, kata Wagub, ternyata Sulawesi Tengah sangat jauh tertinggal di belakang Sumatera Selatan yang mampu menghasilkan 25.5% dari total produksi kopi nasional, lalu Lampung 14.7%, jlJawa Timur 9.9%, Sumatera Utara 9,4% dan Aceh sebanyak 8.9 %.
Namun Wagub optimis melalui festival kopi tersebut, akan bisa memacu semangat dan sinergitas untuk lebih meningkatkan aspek kuantitas dan kualitas tanaman kopi lokal Sulteng supaya mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
Sementara itu, Kadis Perindag Sulteng Richard Arnaldo mengatakan, festival ini dalam rangka Hari Kopi Internasional 2019 ini merupakan Festival Kopi Pertama yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
Festival Kopi ini diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya edukasi kopi bagi pelajar, ngobrol kopi, pelatihan meracik kopi dan pameran IKM.
Sebelumnya, Jumat pagi dilaksanakan jalan sehat di halaman pogombo kantor Gubernur Sulawesi Tengah.
Festival Kopi ini akal digelar selama 2 (dua) hari dari tangal 1 sd 2 November 2019.
Dalam acara pembukaan Festival Kopi ini, turut hadir para pimpinan OPD, instansi vertikal, BUMN/BUMD dan swasta, serta mitra kerja terkait, pemilik usaha IKM, pemerhati dan penggiat kopi lokal Sulawesi Tengah. (Humas/patar)