PALU, Kabar Selebes – Setahun pascabencana gempa bumi, likuefaksi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, ternyata belum seluruhnya membuat perekonomian di wilayah terdampak becana kembali normal seperti dahulu.
Andi Rahma, salah satunya yang merasakan perekonomian keluarganya yang belum bisa pulih. Andi Rahma yang selama ini menjadi honorer di salah satu instansi di Kota Palu terpaksa banting stir menjadi pedagang kaki lima (PKL). Dia merasa penghasilannya bekerja sebagai honorer tidak bisa menutupi kebutuhan sehari – hari sehingga dirinya memutuskan menjadi pedagang setelah 12 tahun menjadi honorer di dua instansi berbeda.
Sejak sebulan pascabencana dirinya mulai berjualan dengan mendapatkan pinjaman dari keluarganya untuk menjadi modal usaha.
“Saya dengan suaminya juga sama – sama bekerja sebagai honorer. Akan tetapi suaminya saya saat ini belum bisa kembali bekerja seperti biasa karena baru saja mengalami musibah sehingga dirinya harus dirawat sampai sembuh total,” ujarnya.
Andi Rahma juga menambahkan bahwa suaminya juga akan membantu dirinya untuk berjualan sebagai untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Jualan yang Dia jajakan diantaranya es pisang ijo, es kelapa muda dengan harga yang sangat terjangkau. Es kelapa muda hanya dibandrol Rp5.000 dan es pisang ijo seharga Rp7.000.(Ifal)