Tutup
Ekonomi

Inflasi Kota Palu 0,31 Persen Selama Agustus

×

Inflasi Kota Palu 0,31 Persen Selama Agustus

Sebarkan artikel ini

PALU, Kabar Selebes – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat selama Agustus 2019, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,31 persen yang dipengaruhi oleh naiknya indeks harga yang terjadi pada kelompok bahan makanan (2,78 persen), diikuti oleh kelompok sandang (0,86 persen), pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,23 persen), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,13 persen), serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,07 persen). Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (2,01 persen) serta kelompok kesehatan (0,04 persen).

“Pada periode yang sama, inflasi year on year Kota Palu mencapai 4,79 persen. Kenaikan indeks year on year tertinggi terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 7,56 persen, sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks terendah sebesar 3,42 persen,” kata Gamal Abdul Nasser, Kabid Statistik dan Distribusi BPS Sulawesi Tengah, Senin, 2 September 2019.

Advertising

Menurut Gamal, inflasi Kota Palu sebesar 0,31 persen disumbangkan oleh andil kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,58 persen, kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil negatif terhadap inflasi sebesar 0,36 persen, sedangkan kelompok kesehatan turut memberikan andil negatif di bawah 0,01 persen.

“Beberapa komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain cabai rawit (0,23 persen), ikan kembung (0,23 persen), ikan ekor kuning (0,22 persen), ikan cakalang (0,10 persen), ikan layang (0,07 persen), ikan kakap merah (0,05 persen), cabai merah (0,04 persen), emas perhiasan (0,03 persen), tahu mentah (0,03 persen), dan semangka (0,02 persen),” ungkap Gamal.

Masih kata Gamal, sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain tarif angkutan udara (0,37 persen), tomat buah (0,11 persen), ikan selar (0,08 persen), ayam hidup (0,07 persen), kangkung (0,05 persen), bayam (0,05 persen), ikan teri segar (0,03 persen), ikan teri kering (0,03 persen), sawi hijau (0,03 persen), dan bawang merah (0,03 persen).

Selain itu, BPS juga mencatat sari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota mengalami deflasi. Inflasi terdinggi terjadi di Kota Kudus sebesar 0,82 persen dan terendah di Kota Pare-pare sebesar 0,04 persen. Kota Bau-bau mengalami deflasi tertinggi sebesar 2,10 persen, sementara Kota Tegal mengalami deflasi terendah sebesar 0,02 persen. Kota Palu menempati urutan ke-8 inflasi tertinggi dikawasan Sulampua dan urutan ke-22 secara nasional.

Di tingkat nasional, sebanyak 44 kota mengalami inflasi selama Agustus 2019. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus (0,82 persen), diikuti Manokwari (0,81 persen), Watampone (0,72 persen), Gorontalo (0,71 persen), Singaraja (0,62 persen), Bandung (0,61 persen), Tangerang (0,53 persen), dan kota-kota lainnya dengan inflasi di bawah 0,50 persen.
Sementara deflasi terjadi di 38 kota yakni Bau-bau (2,10 persen), Kendari (1,56 persen), Manado (1,50 persen), Tarakan (0,92 persen), Batam (0,86 persen), Bengkulu (0,86 persen), Jambi (0,84 persen), Tanjung (0,74 persen), Sibolga (0,58 persen), Bima (0,56 persen), Lhokseumawe (0,54 persen), Balikpapan (0,52 persen) dan kota-kota lainnya dengan deflasi di bawah 0,50 persen.

Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), selama Agustus 2019 tercatat 11 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari (0,81 persen), diikuti Watampone (0,72 persen), Gorontalo (0,71 persen), dan kotakota lainnya dengan inflasi di bawah 0,50 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau (2,10 persen), diikuti Kendari (1,56 persen), Manado (1,50 persen), Merauke dan Ambon (0,18 persen), Jayapura (0,14 persen), dan Palopo (0,02 persen). (*/patar)

Silakan komentar Anda Disini….