SIGI, Kabar Selebes – Rusaknya saluran irigasi Gumbasa akibat terjadinya gempa dan likuefaski sebelumnya melumpuhkan aktivitas warga yang berprofesi sebagai petani di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Hal tersebut, terpaksa membuat petani harus membuat sumur secara swadaya hingga dan menghabiskan uang senilai 130 juta.
Salah satunya petani yang tergabung dalam Kelompok Taruna Tani Karya Mandiri di Dusun 3, Desa Kotarindau, Sigi. Kelompok yang terdiri dari 20 orang petani membuat sumur dangkal dan sumur suntik untuk bisa mengairi luas lahan 25 hektar pertanian kelompok.
“irigasi gumbasa rusak lantaran gempa, lahan pertanian kami tidak lagi diairi hingga melumpuhkan profesi kami. Mau tidak mau yah harus bergerak, kita membangun sumur secara swadaya yang menghabiskan uang ratusan juta rupiah,”ungkap Agil (35), Ketua Kelompok Taruna Tani Karya Mandiri pada Kamis (29/8/2019) pagi.
Secara rincian, kelompok tani menyediakan 5 unit sumur suntik dengan biaya 20 juta perunit dan 12 titik sumur dangkal, yang memakan biaya 2 juta rupiah.
Untuk pemanfaatan lahan, dari 4.687 petani di 8 kecamatan yang terdampak,
kelompok tani mendapatkan bantuan dari Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB atau FAO berupa benih jagung manis, benih tomat, benih cabe rawit, mulsa 125 meter untuk 1 petani, dan pupuk NPK.
“kita mendapatkan bantuan sejumlah benih pertanian dari FAO, sehingga pelaksanan penanaman langsung dilakukan setelah selesainya pembuatan sumur. Dan pekan depan ditargetkan akan panen,”tutur Agil