PALU, Kabar Selebes- Sebanyak 27 bilik hunian sementara (huntara) yang di bangun dari dana kemanusiaan, yang dikumpulkan Kompas untuk korban gempa 28 September 2018 lalu, hingga saat ini belum dihuni warga.
Huntara yang dibangun oleh Kompas itu, menyediakan sebanyak 16 unit dan 160 bilik untuk tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Lere, Kelurahan Kabonena dan kelurahan Balaroa.
Sayangnya, keberadaan huntara tersebut sempat menjadi polemik terkait pemindahan pengungsi dari lokasi pengungsian di halaman Masjid Agung Darusaalam Palu yang sempat menimbulkan masalah, sudah bisa di selesaikan dengan baik oleh Pemerintah Kota Palu.
Karena sudah terselesaikan, maka para pengungsi sudah bisa menempati huntara tersebut. Namun hingga kini, huntara yang telah ditempati warga sejak tiga bulan lalui itu, masih tersisa sebanyak 27 bilik, yang belum di tempati. Karena sampai saat ini belum ada korban terdampak bencana yang mau menempati huntara tersebut.
Hal itu disampaikan Koordinator Huntara Masdudi, bahwa semenjak mereka menempati huntara tersebut, yang sudah memasuki tiga bulan, masih ada puluhan huntara yang belum terisi. Padahal setiap bilik sudah ada nama pemilik yang di tempelkan di depan pintu masing-masing.
“Hingga saat ini belum semua warga dari tiga kelurahan tersebut menempati huntara yang dibangun oleh dana kemanusain Kompas. Setiap bilik sudah ada nama nama mereka di tempel didepan pintu bilik huntara,” ujar Masdudi.
Terkait masalah kesehatan, huntara tersebut juga mengalami kendala, dimana para pengungsi harus mencari puskesmas terdekat jika harus berobat, karena huntara yang dibangunkan itu tidak memiliki sarana kesehatan. Masdudi bersama para pengungsi lainnya berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membuatkan posko kesehatan. (IFAL)