Tutup
Sulawesi Tengah

Luas Gunung Biru Jadi Kendala Pengejaran Ali Kalora Cs

×

Luas Gunung Biru Jadi Kendala Pengejaran Ali Kalora Cs

Sebarkan artikel ini
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Lukman Wahyu Harianto didampingi Kapolres Morowali AKBP Dadan usai memberikan pengarahan pengamanan di PT IMIP, Minggu, 3 Februari 2019. (Foto Humas PT IMIP)

PALU, Kabar Selebes – Kapolda Sulawesi Tengah , Brigjen Polisi Lukman Wahyu Hariyanto mengakui luasnya Gunung Biru, kawasan hutan pegunungan di wilayah Kabupaten Poso, yang selama ini diketahui menjadi tempat bersembunyinya anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT), menjadi kendala dalam penangkapan sisa DPO Poso, kasus tindak pidana terorisme.

“Cakupan daerah operasi juga luas. Gunung Biru itu 6.000 kilo meter persegi. Jadi upaya apa pun juga, sains teknologi adalah intel human atau human intel kita yang harus rajin, yang harus tahan mental, tahan fisik, karena cakupan luasnya hutan. Ini yang menjadi pokok persoalan, baik itu kendala, tetapi kita harus berupaya bisa ketangkap,” tandas Lukman, di Dermaga Ditpolairud Polda Sulteng Selasa (2/7/2019).

Advertising

Menurutnya, Operasi Tinombala yang digelar untuk melakukan perburuan DPO, akan terus mengejar belasan sisa anggota kelompok sipil bersenjata Poso pimpinan Ali Kalora, yang diyakini masih bersembunyi di kawasan hutan wilayah Kabupaten Poso dan Parigi Moutong.

Hingga kini, aparat Polri dan TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala masih bekerja. Mereka terus memburu 12 orang yang telah dinyatakan sebagai DPO. Delapan nama merupakan daftar lama. Sedangkan empat nama lainnya, merupakan wajah baru yang ditetapkan pada Januari 2019.

Sebelumnya, pada Maret 2019, Satgas Tinombala telah melumpuhkan dua DPO. Satu orang dalam keadaan meninggal dunia akibat kontak tembak, yakni Romji alias Basyir, dan Aditya alias Idad alias Kuasa, ditangkap dalam keadaan hidup.

Dengan dilimpuhkannya dua DPO itu, telah mengurangi jumlah DPO yang saat ini menjadi target Satgas Tinombala, dari 14 nama menjadi 12 nama.

Mereka adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, Qatar alias Fareld, Askar alias Pak Guru, Nae alias Galuh, Abu Alim alias Ambo, Mohamad Faisal alias Namnung, Alhaji Kaliki alias Ibrohim, dan Rajif Gandi Saban alias Rajes.

Sedangkan empat nama lainnya adalah Alvin alias Adam alias Musab, Jaka Ramadan alias Ikrima, dan Al Qindi Mutaqien alias Muaz, berasal dari Banten. Satu orang lagi berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, yaitu Andi Muhamad alias Abdulah. (Mit)

Silakan komentar Anda Disini….