PALU, Kabar Selebes – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Prof Sagaf S Pettalongi, mengemukakan konsep Islam Washatiyah menjadi salah satu solusi yang harus dikedepankan.
Untuk membendung millenial khususnya generasi mudah Islam, agar terhindar dari faham radikalisme dan ekstrimisme.
“Pemikiran Islam Washatiyah harus dikenalkan kepada generasi mudah, atau yang disebut generasi millenial, generasi yang produktif menjadi harapan masa depan bangsa,” ujarnya, Jumat (28/6/2019).
Prof Sagaf Pettalongi menyebutkan, radikalisme merupakan kejahatan luar biasa yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
Kejahatan ini, tidak tumbuh atau lahir dengan sendiri, melainkan ada proses pengkaderan atau semacam proses penanaman faham radikal.
Faham ini cenderung menyasar generasi mudah, generasi millenial.
Kementerian Agama menyebut radikalisme sebagai salah satu faham yang ekstrem, yang tumbuh di sekolah umum.
Dengan salah satu pemicunya waktu ajar pendidikan agama yang sedikit sehingga pemahaman terhadap agama menjadi tidak optimal dan menyeluruh.
“Porsi pendidikan agama di sekolah nonagama umumnya hanya dua jam setiap pekan sehingga materi keagamaan menjadi kurang,” terangnya.
Ia menguraikan, Islam Wasathiyah dalam bahasa Al-Qur’an adalah kelompok yang berada di pertengahan, tidak memihak pada salah satu kelompok tertentu, menerapkan suatu cara pandang yang adil dan objektif.
Islam Washatiyah memiliki tiga nilai yaitu, sebagai penengah, damai dan mendamaikan. Kemudian, adil dan tidak memihak. Selanjutnya, terbuka bijak kepada sesama.
Islam wasathiyah adalah model dakwah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dalam menyebarkan nilai Islam yang Rahmatan lil alamin.
“Dalam Islam sesuai dengan yang di ajarkan nabi bahwa, tidak ada paksaan dalam beragama, menghormati perbedaan suku, agama, RAS, budaya, dan golongan,” tandasnya.(ifal)