PALU, Kabar Selebes – Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah Prof Dr H Zainal Abidin MAg mengemukakan perbedaan keyakinan, agama dan faham dan pendapat tidak perlu diperdebatkan dan di pertentangkan.
“Tidak perlu diperdebatkan mengapa ada agama Kristen, Budha, Hindu, Islam serta berbagai suku di muka bumi ini, karena hal itu merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Allah SWT,” ucap Prof. Dr. H Zainal Abidin M.Ag, di Palu, Jumat (10 Mei 2019).
Pernyataan ini di sampaikan oleh Prof Zainal Abidin MAg dalam momentum perayaan puncak Paskah Nasional, yang di gelar di Kabupaten Poso dan Tentena, Sulawesi Tengah.
Prof Zainal Abidin MAg, satu-satunya dari kalangan muslim yang di minta oleh pihak Kristiani untuk menjadi pembicara dalam seminar kerukunan dan pembangunan manusia, di Poso, Kamis 9/5, yang di hadiri ratusan pimpinan gereja dan ribuan jemaat.
Rektor Pertama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu menyatakan, perbedaan yang terjadi merupakan ketentuan atau sunnatullah yang telah ditetapkan.
Pernyataan ini mengutip Firman Allah dalam Alquran pada Surah Almaidah ayat 48 yang berbunyi “Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan- Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak Menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan”.
Ayat tersebut oleh Dewan Pakar Alkhairaat itu, telah memberikan penegasan kepada manusia bahwa sesungguhnya dimuka bumi tidak hanya ada satu golongan atau satu agama tertentu saja.
Melainkan akan terjadi banyak agama, suku, ras dan golongan, bahkan aliran-aliran kepercayaan serta penganut faham-faham tertentu, namun tidak harus membuat manusia bercerai berai karena perbedaan.
“Karena itu jangan saling menghina, mengkafirkan, serta menuduh seseorang atau sekelompok orang. Karena belum tentu orang yang menyebut seseorang kafir, akan masuk surga,” ujarnya.
Olehnya, sebut dia di butuhkan pemahaman yang luas dalam memahami agama untuk membangun kerukunan lewat konsep moderasi beragama. Moderasi beragama menjadi salah satu cara untuk pehamanan beragama yang moderat, tidak ekstem. Cara beragama yang damai, toleran dan menghargai perbedaan.
Dengan demikian, untuk membangun moderasi beragama maka butuhkan prinsip humanis atau menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sejalan dengan itu, Prof Zainal Abidin yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah ini menyebut, bila seseorang tidak dapat menghargai orang lain karena berbeda keyakinan dan sebagainya, maka hargai dan cintai-lah orang lain tersebut sebagai makhluk atau ciptaaan Allah.(mad/*)