PALU, Kabar Selebes – Ketua Dewan Pembina Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi Sulawesi Tengah, H Longki Djanggola mengatakan hampir semua pengamat dan pakar ekonomi menyebut kalau Indonesia saat ini sudah terpuruk.
“Berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini menunjukkan bahwa negeri ini memang sudah terpuruk. Tentu kita tidak menginginkan itu ,hanya dengan memilih Prabowo-Sandi menjadi solusinya,” kata Longki Djanggola pada penutup Kampanye Terbatas Koalisi Adil Makmur Prabowo-Sandi, di Lapangan Valangguni, Kelurahan Talise Valangguni, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sabtu, 23 April 2019.
Longki juga menyampaikan soal tuduhan-tuduhan yang selalu diarahkan kepada Prabowo Subianto sebagai pelanggar HAM.
“Kalau dia pelanggar, silakan dituntut ke Mahkamah Militer Luar Biasa,” ujar Longki.
Dia juga mengatakan, agar para pendukung Prabowo-Sandi agar menjaga TPS-TPS agar tidak terjadi kecurangan seperti yang terjadi di Malaysia. “Tolong periksa baik-baik, diraba dengan jari, kalau ada tusukan pasti ada rasa. Buka dan lihat, kalau ada bekas tusukan langsung kembalikan ke KPPS,” kata Longki.
Dan itu sudah biasa terjadi apabila itu lawan politik. Apalagi ada indikasi keberpihakan penyelenggara. Jadi kita harus berhati-hati dan teliti.
“Hati-hati, berbagai modus dilakukan untuk mengalahkan Prabowo Subianto. Mari bersama-sama saat penghitungan, mari kita bersama-sama ke TPS untuk memastikan penghitungan berjalan dengan benar. Para saksi-saksi juga demikian harus benar-benar teliti,” kata Longki.
Dengan mengenakan kopiah khas Gorontalo, Longki mengatakan akan terus memakai sampai tanggal 17 dan seterusnya.
Kita bangga ada orang Sulawesi yang memimpin negeri ini. “Kita bangga ada Pak Jusuf Kalla dan sebelumnya ada Pak Habibie. Tapi sudah saatnya kita mengganti Pak Jusuf Kalla.
Sebelumnya. Ketua Koalisi Adil Makmur Sulteng Anwar Ponele mengatakan hanya ada dua alasan untuk mengganti presiden saat ini. Pertama besarnya hutan Indonesia yang sudah mencapai Rp5.000 triliun. Kalau tetap kembali memimpin bisa membengkak lagi.
Kedua, barang-barang kebutuhan dalam negeri banyak yang diimpor. Padahal kita masih punya potensi sumbet daya dan komoditi sendiri tanpa harus impor.
Kartu-kartu yang diterbitkan pemerintahan saat ini membuktikan negara kita banyak masalah. (patar)