MOROWALI, Kabar Selebes – Peristiwa gempabumi berkekuatan magnesium 6,9 skala richter terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, pada pukul 18.40 wib, Jumat (12/04).
Secara khusus di Kabupaten Morowali sebagai daerah tetangga, kejadian gempa sangat dirasakan. Sehingga, masyarakat terpaksa mengungsi untuk mengamankan diri di dataran tinggi dari kekhawatiran terhadap tsunami.
Seperti masyarakat di wilayah Kecamatan Bungku Tengah, mengungsi di sejumlah tempat. Diantaranya, di Fafobaho, Kelurahan Lamberea, Kelurahan Bungi, Desa Matansala, Desa Bahoruru, kompleks KTM Desa Bahomohoni, dan tempat lainnya.
Diperkirakan sekitar ratusan warga masyarakat mulai berdatangan mengamankan diri di lokasi tersebut. Di mulai pada pukul 19.55 wita hingga pukul 05.35 wita.
Ada warga yang kembali pulang ke rumah masing-masing setelah keadaan mulai normal sekitar pukul 21.35 wita dan 22.15 wita. Ada pula warga yang kembali pulang ke rumah sekitar tengah malam dan subuh, serta ada yang sekitar pukul 05.35 wita.
Seperti di Fafobaho, Jalan Wirabuana, warga yang mengamankan diri tersebut, ada yang tidur di halaman dan ada pula di dalam sekolah, khususnya ibu-ibu dan anak-anak.
“Ini karena rasa panik dan takut, terutama ibu-ibu dan anak-anak, kita mengikut saja untuk tenangkan disini, yang penting mereka aman dan selalu dijaga,” kata Burhan, salah satu warga dari Kelurahan Marsaoleh, kepada KabarSelebes.id di Fafobaho, Jumat (12/04) malam.
Sementara itu, warga lainnya, Dani juga mengutarakan, bahwa hal tersebut baru pertama kali terjadi di Bungku Tengah atau Bungku kota.
“Ini karena rasa trauma kami dengan kejadian gempa di Palu, Sigi, dan Donggala pada September 2018. Tapi kita tetap tenang dan selalu waspada,” jelasnya.
Pada Sabtu (13/04) pagi, sejumlah warga kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi aman dan terkendali.
Wartawan media ini turut serta bersama keluarga di tempat tersebut. Mengamankan istri dan anak-anak serta kembali ke rumah secara aman dan damai. (Ahyar Lani)