MOROWALI UTARA, Kabar Selebes – Hujan lebat dan guntur bergemuruh di arena penutupan STQH (Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah ke-XXV Tahun 2019, di Bumi Tepe Asa Aroa, Kabupaten Morowali Utara, Rabu malam (13/3).
Akibatnya, prosesi penyerahan hadiah oleh gubernur ke para juara tiap cabang lomba terpaksa dipindah ke tenda VIP dari lokasi semula di lapangan STQH.
Defile kafilah pun ikut dibatalkan karena hujan yang tak kunjung reda.
Dewan hakim memutuskan Kabupaten Donggala meraih juara umum/peringkat 1 dengan nilai 25 sedang di peringkat 2 dan 3 masing-masing ditempati Kabupaten Morowali Utara dengan nilai 22 dan Parigi Moutong dengan nilai 20.
Kabupaten Buol dan Banggai Laut mesti puas berada di urutan paling bawah dari 13 kab/kota yang ikut STQH.
Bupati Morowali Utara Aptripel selaku ketua panitia meyakini lewat ajang STQH akan melahirkan insan religius dengan kompetensi sempurna untuk memajukan masyarakat yang lintas kemajemukan.
Menguatkan bupati, Kakanwil Kementerian Agama Sulteng Rusman Langke menekankan, “Kejuaraan bukan tujuan (STQH) tapi bagaimana mensyiarkan Islam dan mendapat keridhoan Allah SWT”
Gubernur Drs. H. Longki Djanggola, M.Si mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Donggala dalam STQH ke-XXV.
Ia lalu menyerahkan piala umum juara 1 kepada Asisten 1 Pemkab Donggala.
Apresiasi juga gubernur sampaikan ke tuan rumah Morowali Utara atas sukses STQH 25.
“Pembukaan hanya saya lihat dari video WA tapi Saya puas dengan sukses Morowali Utara selaku tuan rumah,” ungkap gubernur yang kala itu sedang tugas luar.
Ia pun mengajak para kafilah agar lebih memacu diri mendalami cabang-cabang yang ditekuni.
“Bangkitkan semangat membaca, memahami dan mengimplementasi Al-Qur’an dan Al-Hadist untuk menghasilkan generasi millenial yang berakhlakul karimah dan masyarakat madani,” gubernur mengajak.
Para juara tiap cabang selanjutnya akan mewakili Sulteng di ajang STQ nasional di Kalimantan Barat Juni nanti.
Olehnya gubernur meminta LPTQ Provinsi memaksimalkan sisa-sisa waktu dalam membina dan melatih para kafilah Sulteng supaya bisa meraih prestasi maksimal.
Sebelum menutup, Gubernur Longki berharap STQH memberi efek kesejukkan jelang pesta demokrasi, pemilu legislatif dan pemilu presiden bulan depan.
Perbedaan yang timbul lanjut gubernur harus disikapi dengan bijak dan dewasa.
Ia contohkan baju yang dipakai malam itu sengaja Ia pilih beda dari baju yang dikenakan bupati dan tamu-tamu undangan lainnya.
“Ini maksudnya untuk membina perbedaan,” tuturnya seraya mengingatkan keragaman sebagai fitrah yang dapat mempererat kebersamaan antar umat beragama.
Hingar bingar STQH 25 akhirnya resmi ditutup dengan penekanan tombol sirene oleh gubernur.
Sampai jumpa lagi di STQH 26 tahun 2021 di Banggai Laut. (humas/patar)