SIGI, Kabar Selebes – Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia dalam setiap penyaluran bantuan sosial akan melibatkan kepolisian. Pelibatan kepolisian sebagai wujud dari kesepakatan Menteri Sosial dengan Kapolri agat bantuan yang disalurkan benar-benar tepat sasaran.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat pada penyaluran bantuan peralatan huntara senilai Rp2,9 miliar bagi pengungsi bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah. Penyerahan bantuan dipusatkan di Lokasi Hunian Sementara (Huntara) Bank Mandiri, Desa Sibalaya Selatan, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, Selasa, 29 Januari 2019.
Penyerahan bantuan dilakukan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Wakil Bupati Sigi Paulina dan Direktur Binmas Polda Sulteng Kombes Pol Zuhri Baharuddin.
Adapun bantuan yang diserahkan Kemensos yaitu peralatan huntara senilai Rp2.9 miliar berupa peralatan dapur 1000 paket senilai Rp 1,2 miliar, family kit 1000 paket senilai Rp 480 juta, food ware 1000 paket senilai Rp395 juta. Bantuan-bantuan diserahkan kepada masing-masing perwakilan kabupaten/kota, Dinas Sosial Sulawesi Tengah serta bantuan pengerahan Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebesar Rp193,5 juta.
Dari total bantuan tersebut, Kabuoaten Sigi menerima alat dapur huntara 300 paket, food ware 300 paket dan famili kit 300 paket.
Kabupaten Donggala menerima alat dapur huntara 250 paket, food ware 300 paket dan faimily kit 300 paket.
Untuk Kabupaten Parigi Moutong menerima bantuan berupa alat dapur huntara 100 paket, food ware 100 paket serta family kit 100 paket.
Sedangkan Kota Palu mendapat bantuan berupa alat dapur huntara 250 paket, food ware 300 paket dan family kit 300 paket.
Selain bantuan perlengkapan huntara, juga diserahkan Mobil Layanan Dukungan Psikososial dan Motor Water Treatment kerjasama Kementeriab Sosial dan JPI Japan, diterima Kadis Sosial Sulawesi Tengah Ridwan Mumu.
Bantuan berupa kursi roda dan tongkat juga diserahkan kepada dissabilitas yang bermukim di huntara.
Wakil Bupati Sigi Paulina meminta kepada masyarakat yang menghuni huntara dan menerima bantuan agar menggunakan dengan sebaik-baiknya.
“Masih banyak warga Sigi yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Sehingga huntara maupun bantuan peralatan benar-benar dijaga dan digunakan sebaik-baiknya,” kata Paulina.
Paulina juga menyampaikan saat ini pemerintah kabupaten sedang mengupayakan untuk pembangunan hunian tetap.
“Sigi kebagiam seribu unit hunian tetap dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia,” kata Paulina.
Sementara Ditjen Perlindungan dan Layanan Sosial Harry Hikmat mengatakan, Indonesia merupakan negara yang dilintasi ring of fire atau cincin api. Bencana bisa datang kapan dan dimana saja.
“Jangan dikira tenang-tenang seperti kita sudah aman. Intinya masyarakat harus selalu waspada,” kata Harry.
Begitupula dengan penetapan zona rawan bencana,.zona merah berarti tidak bisa lagi ada aktifitas masyarakat di areal tersebut dan ke depan akan dijadikan kawasan terbuka hijau. Zona berwarna coklat masih boleh membangun rumah tetapo harus tahan gempa.
“Saya mengikuti rapat-rapat yang penuh dengan perdebatan dengan menghadirkan para ahli untuk menetapkan zona rawan bencana. Jadi saya minta masyarakat untuk mematuhinya,” kata Harry.
Sebelumnya, Dirjen Harry Hikmat juga meninjau bilik-bilik huntara dan SD Inpres Sibalaya Selatan. Harry berdialog dengan pengungsi dan murid-murid sekolah.
Huntara Bank Mandiri Sibalaya Selatan memiliki 100 bilik dilengkapi aula pertemuan, sekolah, masjid semi permanen, alat pembersih air, taman kanak-kanak serta sarana olahraga. ( Patar)