PALU, Kabar Selebes – Menebar kebaikan merupakan salah satu misi Rumah Zakat hal demikian dibuktikan dengan launching 150 hunian sementara (huntara) untuk korban gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu dan Sigi. 100 huntara untuk pengungsi di Palu, dan 50 huntara untuk Sigi.
Peresmian huntara dilaksanakan Rumah Zakat bersama sejumlah donatur di Jalan Dayo Dara II Blok F Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa, 22 Januari 2019.
Menurut Strategic Partnership Division Head Rumah Zakat Didi Sabir, 150 huntara yang dibangun dilahan seluas 1 hektare ini adalah sinergi kebaikan dari berbagai donator Rumah Zakat, diantaranya PT Relife Graha Development, PT Telkomsel Medan, SDIT Insan Kamil, Sigit Djokosoetono.
SMA PGII, UPZ PLN Persero P3B Sumatera, Yayasan Dana Kebajikan Dana Muslim Indonesia, DKM AHM, DKM Habiburrahman PT DI, FKWMC, H. Tria Belitonito AB, Human Concern International, IKA FK UNPAD, Madinah Asia Foundation, Musa’adah Community, Pengajian Edmonton, Pt Shopee International Indonesia.
Relawan Nusantara Cikarang, Steak Hotel By Holycow (PT Ahara Bhadranaya Indon), Verein Percikan Iman, Warga Ujung Berung, Winda Brown, KRN & KAMMI Ambon, Afit Dwi Purwanto (Holycow Danadipa Indonesia), Masjid Asy-Syfa Pondok Alam, dan Harian Umum Republika.
Didi menyebutkan, dalam pembanguan huntara ini, Rumah Zakat memilih tempat yang aman dari banjir sesuai hasil assessment yang telah dilakukan jauh sebelumnya.
Huntara ini juga, lanjut dia, akan dilengkapi dengan listrik, namun penggunaan alat elektronik dibatasi. Setiap penghuni hanya boleh menggunakan tiga alat elektronik seperti dispenser, TV dan rice cooker.
“Kami berharap sinergi Rumah Zakat dan para donoatur akan terus dilanjutkan untuk dapat menambah 350 hunian sementara lagi. Sehingga total hunian sementara yang dapat terbangun sebanyak 500 huntara,” ujarnya.
Ditempat yang sama pula Didi Sabir mengatakan saat ini sudah ada beberapa mitra Rumah Zakat yang berminat untuk pemberdayaan masyarakat disini. Hanya saja Rumah Zakat masih menggali apa potensi ekonomi yang dapat dilakukan disini.
“Beberapa mitra sudah berminat untuk membuat pelatihan kerajinan tangan atau pelatihan jualan online bagi pemuda. Shopee mungkin akan ikut didalam pemberdayaan pemuda ini,” terangnya.
Tidak hanya berhenti disitu, Rumah Zakat juga terus membuka peluang donasi agar kembali membagikan lebih banyak kebaikan bagi Indonesia dan dunia kedepan melalui berbagai program kemanusian dan pemberdayaan yang dijalankan oleh Rumah Zakat.
Terkait soal pemberdayaan para pemuda yang ada di huntara, Rezki Yanuar Country Brand Manager Shopee mengatakan, Shopee akan selalu memberikan kesempatan orang untuk lebih berkembang melalui program Kampus Shopee.
Program Kampus Shopee bukan berarti Shopee mempunyai kampus tapi Kampuus Shopee ini adalah program keliling kota untuk melakukan pelatihan dari A sampai Z untuk jualan online. Hal demikian kata dia bisa diterapkan kepada pemuda yang ada di huntara ini.
“Shopee itu hanya merupakan mediator dan distributor, jadi Shopee hanya melatih bagaimana tehnik pengambilan gambar produk yang akan dijual, kemudian mengajarkan bagaimana mendapatkan pembeli yang lebih banyak,” tuturnya.
Ditempat yang sama Imran Lataha Asisten II Pemerintah Kota Palu mengatakan Pemkot Palu mempunyai tanggungjawab terkait dengan bagaimana penanganan ketika masyarakat sudah berada di huntara.
“Pemkot mempunyai tanggungjawab terhadap penghuni huntara seperti, pemenuhan logistik sampai saat ini masih terus berjalan yang didistribusikan melalui dinas sosial. Begitupun dengan pelayanan yang lainnya seperti pemenuhan air bersih dan kesehatan,” jelasnya.
Imran menjelaskan huntara ini diprioritaskan bagi masyarakat yang sama sekali tidak memiliki rumah akibat bencana gempa, tsunami maupun likuefaksi. (Sarifah Latowa)