PALU, Kabar Selebes – Sekitar 60-an nelayan di Kelurahan Pantoloan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, belum bisa melaut pasca bencana gempabumi dan tsunami, 28 September 2018 lalu.
Salah satunya adalah Muh Irwan. Nelayan satu ini mengaku sejak bencana gempabumi dan tsunami, dia tidak memiliki pekerjaan. Semua peralatan seperti perahu, pukat, alat pancing hancur.
“Tidak ada kegiatan lagi sejak bencana,” kata Irwan, Kamis sore, 10 Januari 2019.
Praktis, sejak 28 September lalu, Irwan dan nelayan lainnya menggantungkan hidup dari bantuan karena tidak ada pemasukan lagi.
Namun, harapan bisa melaut sedikit terobati. Irwan dan beberapa nelayan yang masih tetangganya mendapat bantuan perahu sebanyak sembilan unit, alat pancing dan satu rumpon. Hanya saja, perahu yang sebagian masih dalam tahap penyelesaian itu belum ada mesin. Sehingga untuk lengkap menjadi sebuah katinting dan bisa buat melaut masih butuh dukungan dari dermawan. Bantuan perahu datang dari Survivor Indonesia, sebuah perkumpulan beberapa orang Palu yang memiliki kepedulian dalam membantu kebutuhan nelayan meski belum sepenuhnya.
“Butuh modal sekitar Rp15 juta mulai dari perahu, mesin sampai alat tangkap. Itu kalau diproduksi sendiri,” ujar Irwan.
Adalah Survivor Indonesia yang mencoba memberikan stimulan berupa perahu bagi nelayan yang diawali di Kelurahan Pantoloan tersebut.
Ketua Umum Survivor Indonesia Dr Suparman Samsuddin mengatakan penyerahan bantuan perahu bagi nelayan merupakan upaya agar perekonomian para nelayan bisa kembali normal.
“Itu harapan kami. Tentunya masih minim untuk memenuhi kebutuhan nelayan yang jumlahnya tidak sedikit. Tapi paling tidak tidak langkah ini untuk diharapkan menjadi pemantik bagi pihak lain untuk ikut berpartipasi dan membantu,” ujar dosen Fakultas EkonomI Universitas Tadulako (Untad) Palu itu. (Patar)