PALU, Kabar Selebes – Anggota Pansus Pengawasan Penyelenggaraan Penanganan Bencana 28 September 2018 DPRD Sulteng, Muhammad Masykur menyayangkan kondisi pembangunan Hunian Sementara (huntara) di Desa Lende Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. Pasalnya huntara yang sedang dibangun tersebut belum jadi sudah terendam banjir rob.
“Diketahui sebanyak 10 unit huntara sedang dibangun di Desa Lende dengan kapasitas 120 bilik yang diperuntukkan kepada 120 kepala keluarga korban gempa dan tsunami. Bertindak sebagai pelaksana pembangunan PT Nindiya Karya,” kata Masykur.
Kita sangat sayangkan model pembangunan Huntara seperti ini. Sepertinya dibangun karena sedang kejar tayang. Tidak ada survey dan pertimbangan kondisi lapangan.
“Bagaimana mungkin huntara dibangun dilokasi yang jelas-jelas tenggelam akibat terjangan banjir rob. Lantas mereka datang atas nama penanganan bencana, bangunan sana bangun sini tanpa mengecek kondisi dan situasi lokasi,” kesal Masykur.
“Nah hasilnya apa? Huntara yang dibangun belum dihuni sudah terendam banjir Rob. Ini kan namanya proyek mubazir dan menghabiskan uang rakyat,” kata Masykur.
Menurut Masykur, kabarnya sudah sejak awal warga sudah mengingatkan lokasi tersebut tidak layak dibangun Huntara. Dikarenakan selain berada di pinggir pantai, memang wilayah tersebut sudah jadi langganan banjir rob pasca bencana 28 September 2018.
“Lebih parah lagi jika pada akhirnya huntara tersebut tidak jadi dihuni warga karena banyak faktor, terutama faktor kenyamanan dan rasa aman,” ujar Masykur.
Sementara itu jurubicara Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Sulteng Kemen-PUPR Rudy Novrianto mengatakan saat tim PUPR sedang melakukan peninjauan.
“Mengantisipasi banjir rob, saat ini sedang direncanakan membangun talud,” kata Rudy melalui aplikasi WA, Senin.
Untuk panjang talud, masih menunggi hasil kajian tim PUPR. (***/patar)