SIGI, Kabar Selebes – Pasca terjadinya gempa yang berkekuatan 7,4 Skala Richter pada 28 September 2018 yang mengguncang Sulawesi Tengah, berdampak pada beberapa kabupaten dan satu kota. Salah satunya wilayah Kabupaten Sigi, ada sebanyak 15 kecamatan mengalami kerusakan total pada infrastruktur jalan hingga perkantoran dan pemukiman rumah warga.
Di Kecamatan Kulawi, ada terdapat puluhan titik lokasi terjadi longsor yang menutupi badan jalan hingga jalur poros Palu-Kulawi terisolir dan akses jalur darat untuk memberikan bantuan bagi korban bencana alam masih sangat sulit untuk dlintasi.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Sigi langsung mengarahkan sejumlah alat berat untuk melakukan pekerjaan membuka jalur yang ditutupi oleh longsor dan pohon tumbang.
Untuk mengefektifkan pekerjaan normalisasi segmen ruas jalan Salua-Sadaunta Kecamatan Kulawi, Pemda Sigi menerapkan program buka tutup jalan. Adapun jadwalnya adalah Tutup 08.00 – 11.00, Buka 11.00 – 13.00, Tutup 13.00 – 16.00, Buka 16.00 – 19.00, Tutup 19.00 – 22.00 dan Buka 22.00 – 08.00.
“Sebelumnya, bantuan untuk korban gempa di Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Pipikoro kami distribusikan melalui jalur udara, namun karena sudah adanya pekerjaan untuk jalur darat, bantuan terus di distribusikan walapun jalan masih sangat susah dilalui,”ungkap Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta, Kamis (1/11/2018).
Bagi Irwan, untuk jalur yang terjadinya buka tutup jalan akibat perbaikan terjadi di Salua-Sadaunta, Kecamatan Kulawi, dengan dilakukan pengawasan ketat oleh pihak Dinas Perhubungan, dan Kepolisian Resort Sigi agar tidak ada pengendara yang menerobos saat dilakukan pekerjaan.
Kapolres Sigi AKBP Wawan Sumantri menegaskan bahwa penjagaan terpaksa diperketat pada tiap sisi. Hal tersebut, disebabkan lebih menjaga keselamatan pengendara ketika melintasi jalur yang dilakukan perbaikan oleh alat berat.
“Jalurnya sangat berbahaya bagi kendaraan roda dua maupun roda empat. Jurang yang begitu terjang pada sisi kanan jalan dan tebinng pasir pada sisi kiri dan jalan sangat kecil sangat membahayakan pengendara ketika terjadinya guncangan,”tutur Wawan saat dihubungi via telepon pada Kamis (1/11/2018)
Salah seorang relawan kemanusiaan, Roman mengatakan bahwa pihaknya harus menunggu kurang lebih 5 jam, untuk bisa melintasi jalur Kecamatan Kulawi.
“Saya bersama tim harus ikut antrian panjang, selama lima jam di Desa Salua dan menunggu waktu jalur buka tutup jalan benar-benar bisa dilalui. Dan kami juga harus mengutamakan keselamatan dalam mendistribusikan bantuan untuk korban gempa,”tutur Roman saat ditemui dalam antrian di Desa Salua. (arjan)
Poros Palu-Kulawi mulai dilalui namun harus buka tutup dan mendapat penjagaan aparat Polres Sigi. Foto Dok Polres Sigi