KabarSelebes.id – Terbongkar, praktik perjokian tes CPNS Kemenkumham RI. Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) yang membongkar praktik joki tes seleksi Calon pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kota Makassar menyatakan jika sindikat joki merupakan lulusan dari universitas ternama dari berbagai daerah.
Salah satu joki yang terjaring oleh Polda Sulsel ternyata merupakan warga Jl Pasar Baru Sunter, Jakarta, yakni atas nama Martin Tumpak (21).
Martin tertangkap saat pemeriksaan KTP dan kartu tes CPNS Kemenkumham di Aula RRI Makassar, Minggu (28/10/2018).
Selain Martin, polisi juga mengamankan Ahmad Lutfi, Hamdi Widi, dan Adi Putra.
Kepala Polrestabes Makassar Kombes Polisi Irwan Anwar dalam keterangannya, Selasa (30/10/2018) mengatakan, para joki ini pun terbilang pintar dan dengan mudah menyelesaikan soal-soal seleksi CPNS.
Menurut dia, Martin jadi joki seorang peserta seleksi CPNS Kemenkumham atas nama Musriadi, warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Selain Martin dan tiga temannya, polisi juga mengamankan dua tersangka lain yang tergabung dalam sindikat joki CPNS ini, yakni Musriadi dan dokter Wahyudi.
Polisi juga masih memburu sembilan pelaku lain.
“Saya berharap 9 orang yang masih buron, segera menyerahkan diri. Polisi akan terus melakukan pengejaran. Polisi juga berupaya membongkar PNS yang telah menggunakan jasa joki dalam sindikat ini. Jika ditemukan, kita akan proses juga,” tegas Irwan.
Tugas Pak Dokter
Menurut Irwan, dr Wahyudi bertugas sebagai broker yang mempertemukan joki tes dengan pengguna jasa.
Dokter Wahyudi saat ini tercatat bertugas sebagai Kepala Tenaga Kesehatan di Unit Pelaksana Tugas (UPT) PT Pelindo IV Makassar.
Untuk melancarkan upayanya sebagai broker, Wahyudi membuka les privat.
Dia dengan mudah mendapatkan peserta CPNS yang akan digantikan dengan joki dari lulusan universitas ternama di berbagai daerah di Indonesia.
Saat les privat itu, dr Wahyudi menawarkan jasa joki kepada CPNS dengan bayaran hingga Rp 150 juta jika telah dinyatakan lulus PNS.
“Dokter Wahyudi ini pun kemudian mencarikan dan mendatangkan joki lulusan universitas ternama dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta. Joki-joki yang disiapkan dokter Wahyudi ini pintar-pintar dan dengan mudah menyelesaikan soal-soal pada seleksi CPNS. Joki ini pun dibayar senilai Rp 25 juta hingga Rp 45 juta jika calonnya lulus jadi PNS,” jelasnya.
Polisi menengarai, aksi sindikat perjokian CPNS ini sudah lama terjadi, terutama saat ada penerimaan PNS.
Saat ini, polisi masih memburu sembilan orang lainnya yang tergabung dalam sindikat ini.
Polisi selidiki PNS yang pakai jasa joki
“Saya berharap 9 orang yang masih buron, segera menyerahkan diri. Polisi akan terus melakukan pengejaran. Polisi juga berupaya membongkar PNS yang telah menggunakan jasa joki dalam sindikat ini. Jika ditemukan, kita akan proses juga,” tegasnya.
Sebelumnya telah diberitakan, praktik perjokian dalam tes seleksi CPNS pada Kemenkumham di Kota Makassar terungkap.
Awalnya empat tersangka tertangkap setelah panitia seleksi CPNS yang dikawal aparat kepolisian melakukan pemeriksaan KTP dan kartu tes CPNS Kemenkumham di Aula RRI Makassar.
Empat tersangka tak berkutik dan langsung diamankan ke markas Polrestabes Makassar guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.(*)