TOLITOLI, KabarSelebes- sebagai garda terdepan di dunia pendidikan, Guru dituntut menjadi pribadi yang tangguh, kuat dan sigap guna menghadapi tantangan pendidikan yang semakin kompetitif. Disiplin menjadi kata kunci keberhasilan. Saat guru berhasil mendisiplinkan diri maka saat itu pula gerbang kedisiplinan bangsa terbuka lebar, efeknya perbaikan kualitas pendidikan akan semakin terwujud.
Sekolah Guru Indonesia bekerjasama dengan KORAMIL di kecamatan Dondo menggelar agenda Military Super Camp yaitu satu bagian dari rangkaian kegiatan sekolah Guru Indonesia yang bertujuan untuk meningkatan kedisiplinan, kekompakan, kesigapan, kepemimpinan dan jiwa korsa guru-guru yang dilakukan di luar kelas berupa outbond di alam terbuka.
Agenda yang dilaksanakan selama seharian ini diikuti oleh para guru yang tergabung di Sekolah Guru Indonesia angkatan ke-30 Dondo-Basi kabupaten Tolitoli, berjumlah 61 orang guru dari berbagai jenjang pendidikan merasakan manfaatnya mengikuti kegiatan Military Super Camp.
“Hari ini kami belajar bagaimana memegang amanah, tanggung jawab, kerjasama dan kekompakkan dari suatu tim, dengan begitu saya bisa menjiwai peran sebagai seorang guru melalui kegiatan awal dari SGI yaitu Military Super Camp ini” papar ibu Rahmawati dari SMPN 1 Dondo.
Senada dengan ibu Rahmawati, Ibu Bungatang yang merupakan guru dari SDN 1 Malomba juga memberikan komentarnya bahwa disiplin, ceria, dan nilai-nilai ibadah begitu kental di MSC ini. “Canda tawa penuh makna, kedisiplinan, nilai-nilai ibadah sangat terasa di kegiatan MSC SGI”.
Sedangkan salah satu guru dari SMKN 1 Dondo, ibu Linda Sriasti Astuti mengatakan bahwa “Mungkin kita sering mengikuti kegiatan serupa, namun kesannya pasti berbeda. Khusus untuk kegiatan MSC SGI 30 Dondo-Basi, kesan yang sangat dirasakan adalah makin eratnya tali persaudaraan antara guru di dua kecamatan, bertambahnya ilmu pengetahuan kita seputar kepemimpinan, kedisiplinan, kerjasama dan saling tenggang rasa”.
Sebelum kegiatan MSC dimulai, trainer Sekolah Guru Indonesia, Riki Wirahmawan, S.Si., M.Pd. telah memberikan challenge kepada para guru untuk menghafal dan mendalami makna dari point-point yang terkandung dalam 10 kepemimpinan guru Indonesia dan Q.S As-Shaf ayat 1-3 bagi guru-guru muslim, sedangkan untuk guru non-muslim dituntut untuk mendapatkan makna
kependidikan dari kitab suci yang mereka yakini. ”Guru yang ideal adalah guru yang tawazun yaitu guru cerdas otaknya, kuat fisiknya, terjaga rukhiyahnya dan mempesona akhlaknya, in syaa Allah sama-sama kita akan berusaha mendapatkan itu melalui kegiatan MSC ini” tutur guru Riki.
Kapten Lukman dari Koramil Kecamatan Dondo dan tim membersamai agenda MSC sampai akhir, agenda dimulai dengan penyerahan peserta kepada tim Koramil melalui apel, dilanjutkan dengan Pelatihan Baris Berbaris, hiking kurang lebih 30 menit ke tempat tujuan, hingga berbagai ragam permainan edukatif yang menuntut kerjasama dilalui oleh guru-guru peserta MSC. Jalan berbatuan, berlumpur, bukit hingga sungai dilalui oleh guru-guru. Dalam hal ini eksekutor yang menyukseskan agenda tidak bisa dipungkiri, para guru aktivis SGI 27 Dondolah yang berperan aktif, “produk” MSC gelombang pertama.(Sabran)