PALU, Kabar Selebes – Adalah Susi Susanti (28), dalah satu pelapak di Bukalapak, sebuah platform jual beli secara online patut jadi contoh.
Di usianya yang belia ini, Susi Susanti memilih berjualan secara online lantaran merasakan betul perbedaan dari menjual secara offline.
Awalnya, anak bungsu dari enam bersaudara ini coba-coba berjualan bawang goreng produknya sendiri melalui media sosial. Cukup banyak yang merespon. Tapi sedikit ribet karena harus menjawab beberapa kali pertanyaan dari calon pembeli.
Akhirnya. Susi disarankan salah satu temannya untuk mencoba di Bukalapak. Susi pun mulai menjajakan dagangannya terhitung dari 2016. Jualan diupload di market place Bukalapak dan tidak lama sudah mendapat respon. Memang di awal-awal masih sedikit. Tapi terus bertambah peminat bawang goreng dan pendukung lainnya.
“Lumayanlah. Dalam sebulan bisa terjual 100 bungkus ukuran 100 gram bawang goreng khas Palu, ” kata Susi, Jumat, 13 Juli di rumahnya.
Alumnus Fakultas Ekonomi (FE ) Universitas Tadulako (Untad) tahun 2013 silam, Susi tidak hanya menjual bawang goreng. Ada empat item lain yang mendukung jualan utamanya itu.
Saat ini Susi secara rutin melayani permintaan dari berbagai daerah sebut saja Jabodetabek, Kalimantan, Denpasar, Papua, Maluku, Ternate.
Pemesan beragam, ada yang pernah merasakan bawang goreng. Ada juga yang membeli setlh edukasi atau deskripsi.
Seiring jalannya waktu, saya sering ke pasar sama mama. Saya liat ada teri atau penja. Ternyata banyak juga yang berminat karena sudah merasakan sebelumnya.
“Untuk komplain pembeli yah paling karena lambat pengiriman di perusahaan jasa pengiriman,” kata Susi.
Susi melabeli produknya Nirwana Food, yang memproduksi berbagai olahan di Palu.
Bukalapak juga memberika promo-promo yang bberelanja Rp200 ribu sebesar 20 persen atau Rp20 ribu.
Susi mengaku tetap fokus pada produksi dan jualan bawang goreng di Bukalapak. Untuk item lain jadi penunjang dan bermitra dengan UMKM lain, seperti penjual ikan teri, kacang goreng warna-warni.
Tak lupa Susi memberi tips bagi gabg punya minat berwirausaha, harus lebih bisa membaca peluang. Zaman berubah harus ngeh dengan perkembangan teknologi. Hampir semua orang punya gadget,artinya itu adalah peluang.
Miftach dari Bukalapak mengatakan, saat ini ada 3 juta pelapak di Bukalapak dan dikunjungi pengguna saat ini sebesar 30 juta orang.
Kata Mitach, pelapak harus responsif dan packaging harus sebaik mungkin agar pembeli tidak kecewa. (ptr)
Susu Susanti perlihatkan produk dan lainnya di Bukalapak. Foto: Patar