TOLITOLI, KabarSelebes- Gemerlap keindahan kota Tolitoli dengan aneka kuliner yang menyebar disetiap sudutĀ taman kota haji Hayun Kelurahan Panasakan, Kecamatan Baolan menjadi ciri khas yang tak akan pernah bisa dilupakan bagi siapapun yang berkunjung ke Tolitoli.
Fenomena menjamurnya Warung Kopi (Warkop) tempat yang biasa ditongkrongi bagi para pengunjung pada malam hari untuk menikmati berbgai menu yang disuguhkan disepanjang taman kota haji hayun membuat pengunjung memadati tempat tersebut.
Berbagai menu yang disediakan para penjajah makanan mulai dari mie, nasi ayam terayaki, nasi ketan alias sokko yang merupakan makanan tradisional asal Sulawesi Selatan hingga penganan lezat wafel juga disuguhkan kepada pengunjung hingga minuman panas dan dingin ala warkop.
Dengan harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan, tempat yang cukup representatif diruang terbuka hijau, menambah suasana malam dengan menikmati berbagai macam menu yang disediakan disepanjang tepi lapangan yang menjadi ikon kota Tolitoli.
Fitri Arnold salah satu penjaja menu dilokasi taman kota mengatakan, sejak dibukanya ala warkop di sepanjang lapangan haji Hayun dirinya bersama sang suami bisa mendapatkan omzet yang cukup lumayan ditempat tersebut, apalagi pada malam minggu para kaum muda mudi berpasang-pasangan mengunjungi tempat yang tersedia dengan tempat duduk dan berbentuk lesehan menikmati menu yang disugukan yang disesuaikan dengan selera pengunjung.
“Alhamdulillah kami berjualan disini sejak sebulan lalu, omzet yang kami dapat cukup lumayan dan bisa menutupi kebutuhan sehari-hari,”ungkap Fitri Arnold kepada KabarSelebes.Id Sabtu (17/3/2018).
Menurutnya, varian rasa wafel yang disugukan mulai dari tiramizu, choco maltin coklat karamel dan keju membuat para pengunjung tak bosan-bosannya menikmati makanan yang terbilang cukup tidak merobek kantong.
Rata-rata para pengunjung penjaja yang berada ditempat tersebut sebagian besar merupakan remaja namun ada juga para keluarga yang membawa buah hatinya ketempat tersebut yang mana lokasi itu merupakan ikon kota Tolitoli.
Inspirasi membuka usaha kuliner dialam terbuka seperti dikota Bandung maupun Jogyakarta baru pertama kali diterapkan di Tolitoli.
Untuk menikmati berbagai menu yang ada ditempat tersebut para penjaja makanan hanya melayani dari pukul 05.00 sore hingga 24.00 wita.(Moh Sabran)