MOROWALI, KabarSelebes.com – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah Abdullah Latopada secara resmi me-launching proyek perubahan peningkatan kualitas Keagamaan melalui optimalisasi peran BP4 Kabupaten Morowali Sabtu (21/10/2017). Proyek ini digagas Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Morowali, Hj Marwiah.
Pada kesempata itu Hj Marwiah mengatakan, lauching Gerakan Perubahan yang digagasnya merupakan pelaksanaan proyek perubahan dan bukan hal yang tiba-tiba dilakukan tanpa dasar sama sekali.
Menurut Marwiah, Gerakan Perubahan ini digagas karena kondisi masyarakat di Kabupaten Morowali khususnya umat Islam mengalami krisis dalam hal ketahanan rumah tangga. Hal itu terlihat dengan tingginya tingkat perceraian di Morowali.
“Peningkatan hingga 150 persen. Maka ini untuk meningkatkan pelayanan perlu adanya kerjasama Kemenag Morowali, Bupati, serta Pengadilan Agama Morowali (BP4), agar lebih ketat lagi dalam menindaklanjuti laporan masyarakat dalam hal permasalahan rumah tangga,” katanya.
Marwiah mengharapkan dukungan Kakanwil dan Bupati, sehingga cita cita dan komitmen dalam pelayanan pada masyarakat, utamanya dalam memahami kasus perceraian. Karena Ketika perceraian terjadi, generasi kita akan terganggu.
Sementara Kakanwil Kemenag Abdullah Latopada mengatakan peran Kemenag dalam pencegahan perceraian melalui BP4 harus lebih diperketat lagi, dalam hal pengajuan keputusan bercerai.
Menurut Latopada, program Kantor Wilayah Kemenag Sulteng selama ini, gagasan adalah adanya majelis hubbul Wathan, yang diharapkan keberadaan majelis tersebut ada di Morowali.Secara teknis keberadaan majelis taklim hubbu Wathan hingga tingkat desa.
“Dalam majelis taklim tersebut akan ada meteri yang diberikan ke masyarakat. Sehingga masyarakat dapat memahami agama dengan baik dan mereka mendapatkan bimbingan yang lebih baik lagi, maka selain dapat penambahan wawasan keagamaan Islam, diharapkan nantinya adapula materi ketahanan keluarga sehingga dapat mencegah adanya niat maupun tindakan, untuk melakukan perceraian,” katanya.
“Disisi lain Kementerian agama juga tidak dapat disalahkan dalam hal ini, karena pembinaan keagamaan yang lemah di masyarakat. beberapa kasus perceraian juga dipicu adanya teknologi yang berkembang, maupun penerapan teknologi komunikasi yang kurang bijak,” tambahnya.
Hal ini kata Latopada, menjadi tugas berbagai pihak di masyarakat, bagaimana dapat menyikapi teknologi komunikasi dengan bijak. Keberadaan smartphone seperti bermata dua dapat digunakan untuk kebaikan maupun keburukan. Diharapkan adanya pemahaman keagamaan Islam yang baik nantinya akan mampu menyaring perbuatan buruk yang dilakukan melalui smartphone.
Sementara Bupati Morowalu Anwar Hafid berharap ada dukungan Kakanwil Kemenag untuk membantu daerah membawa masyarakat yang religius nasionalis mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara. Proyek perubahan ini, memang tingkat perceraian tinggi, dari tahun 2016 ada sebanyak 157 angka pencaraian, dibanding 2017 sudah mencapai 203 orang.
“Yang banyak menggugat kebanyakan perempuan. Sehingga dengan kerjasama antara BP4 dengan PA dan Kemenag diharapkan ada tim yang dibentuk sehingga dapat menekan angka perceraian. Dampak perceraian, ke depannya Harus dapat dipertimbangkan juga. Sehingga tidak.mudah untuk memutuskan pasangan untuk bercerai. Tingkat perceraian juga disebabkan karena penggunaan smartphone, dan juga narkoba,” ujar Anwar Hafid.
Dalam Launching tersebut dihadiri oleh seluruh ASN Kemenag Morowali juga pihak terkait dari pengadilan agama BP4 dan jajaran pemerintah Kab Morowali dalam hal ini bidang Kesra Kab Morowali, kegiatan lauching ini juga dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama terkait proyek tersebut oleh 4 pihak terkait. (abd/del/hum)