PALU, KabarSelebes.com – Forum Umat Islam (FUI) Sulawesi Tengah berencana menggelar aksi solidaritas atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar. Salah satu sasaran aksi, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulteng.
Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Drs H Abdullah Latopada, MPdI, mengaku siap untuk menerima kedatangan massa FUI di kantornya. Abdullah, juga siap untuk memfasiltasi pertemuan FUI dengan perwakilan dari agama Budha.
“Kalau seperti itu keingian saudara-saudaraku di FUI, insya Allah saya siap terima kedatangan mereka,”tegas Abdullah Latopada, ditemui di ruang kerjanya Selasa kemarin (5/9).
Terkait agenda aksi FUI, Abdullah mengaku sangat merespons apa yang menjadi tuntutan FUI. Ukhuwah islamiah, merupakan hal yang mutlak. Olehnya itu, secara khusus pula, Abdullah mengapresiasi aksi yang akan digelar oleh FUI.
“Tapi mohon, jangan sampai apa yang terjadi di Myanmar sana, merusak kebhinekaan dan persaudaraan dan kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia, khususnya Sulteng,”tegasnya lagi.
Abdullah Latopada, meminta agar umat Islam, dalam menyuarakan keprihatinannya, tetap menunjukkan sikap yang beradab. Tunjukkanlah Islam yang rahmatan lil aalamin. “Sebagai umat yang terbaik, tetaplah menjadi teladan walaupun kita dalam keadaan marah,”katanya.
Abdullah tidak menampik, bahwa yang terjadi di Myanmar, tidak lepas dari persoalan agama. Namun selain itu, juga banyak latar lain yang menjadi penyebab terjadinya krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar. Olehnya itu, menurut penilain Abdullah Latopada, langkah FUI yang juga melakukan pressure social dan politik, diharapkan dapat memberikan angin segar bagi kaum Muslimin di Rakhine, Myanmar terlepas dari segala penderitaannya.
“Saya haqqul yaqin, bahwa Umat Budha di Indonesia, juga tidak sepaham dengan yang dilakukan umat Budha di Myanmar sana. Saya juga secara khusus, akan meminta umat Budha di Sulteng, untuk membuka Posko kemanusiaan bagi masyarakat Muslim Myanmar. Hal itu, sebagai bukti bahwa mereka juga tidak sepakat dengan aksi penindasan di Myanmar,”Abdullah Latopada, mengakhiri.(ABD/*)