PARIGI MOUTONG, KabarSelebes.com – Aksi penembakan yang menewaskan seorang petani di Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah Kamis (3/8/2017) dipastikan dilakukan oleh kelompok bersenjata sisa kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Kepala Polda Sulteng Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengatakan, kejadian penembakan itu terjadi pada Kamis pagi sekira pukul 09.00 Wita di kawasan pegunungan Pora, Desa Parigimpu’u, Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parimo atau sekitar lima kilometer dari pemukiman warga desa setempat.
“Korbannya bernama Simson alias Suju (30), seorang petani warga Desa Lobu,” kata Kapolda Rudy Sufahriadi yang didampingi Kepala Biro Operasional, Kombes Pol Almas Kolopaking dan Kabid Humas, AKBP Hari Suprapto.
Ia memastikan jika pelaku penembakan terhadap korban Simson adalah sisa kelompok Santoso berjumlah tujuh orang yang kini masuk dalam daftar pencarian orang.
Kasus penembakan ini diketahui berdasarkan informasi dari seorang saksi berinisial Yl, warga Kelurahan Maesa mendapatkan informasi melalui telepon dari adik kandungnya berinisial Yp bahwa korban Simson yang berada di kebun terletak di pegunungan Pora saat ini dikelilingi beberapa orang bersenjata.
Akan tetapi katanya, kelompok bersenjata itu tidak melihat ayahnya Yl yang posisinya berjauhan dari pondoknya dan langsung melarikan diri menuju Parigimpu’u.
Saksi itu menyelamatkan diri ke keluarganya berinisial OL yang lokasinya masih berada di area perkebunan.
Setelah itu ayahnya tetap bergegas lari menuju perkampungan, dan saksi Yp mendengarkan suara letusan sebanyak satu kali berada di pondok tempat kejadian perkara.
Dari keterangan saksi, pelaku itu berpakaian preman dan berambut panjang atau gondrong dan menenteng beberapa pucuk senjata api organik dan senjata api rakitan.
Polisi telah mengevakuasi korban ke RSU Anuntaloko Parigi untuk kepentingan penyelidikan.
Kapolda mengaku belum bisa menyimpulkan jenis senjata api mana yang menembus dada kiri atas korban hingga tak bernyawa.
Saat ini ribuan aparat gabungan TNI dan Polri telah dikerahkan ke lokasi dan sekitarnya untuk mengejar para pelaku DPO tersebut.
“Sebagian besar pasukan yang terlibat dalam Operasi Tinombala sudah digeser ke lokasi dalam rangka pengejaran dan melakukan penyekatan di pegunungan Pora dan sekitarnya untuk membatasi ruang gerak mereka,” kata mantan Kapolres Poso itu sembari menambahkan jika saat ini sisa DPO kelompok Santoso itu masih memegang dan memiliki dua senjata api organik jenis M 16 mini dan SS1 serta satu senjata api rakitan.(ABD/CHAL/STC)