PALU, KabarSelebes.com – Korem 132 Tadulako launching Gerakan Moral “Aku Cinta Indonesia” di Markas Komando Korem 132 Tadulako, Selasa, (1/8/2017). Launching tersebut serentak dilaksanakan diseluruh wilayah jajaran Korem 132/Tadulako.
Launching tersebut ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan piagam serta penanaman pohon Eboni dan penempelan sticker “Aku Cinta Indonesia” diseluruh kendaraan masyarakat Sulawesi Tengah serta Pin “Aku Cinta Indonesia” kepada masyarakat.
Gagasan yang dicetuskan langsung oleh Komandan Korem Kolonel Infantri Saleh Mustafa, sengaja digelar di bulan Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72, agar lebih menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
Menurutnya, saat ini degradasi pengikisan semangat nasionalisme dan cinta tanah air menjadi permasalahan yang sedang berkembang ditengah masyarakat. Hal demikian perlu diatasi dengan keseriusan, karena hal ini dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia mengatakan, kegiatan moral ini bertujuan untuk mengetuk serta menanamkan kembali semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air kepada seluruh komponen bangsa. Khususnya masyarakat di wilayah Sulawesi Tengah agar tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham dan budaya-budaya asing, yang dapat merusak dan menghilangkan jatidiri bangsa Indonesia.
“Semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air ini harus tertanam diseluruh jiwa rakyat Indonesia khususnya generasi muda calon penerus bangsa. Ditangan merekalah kelak masa depan Indonesia kita titipkan agar Bangsa yang besar ini tetap berada dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat dan bermartabat,” jelas Kolonel Mustafa.
Sementara itu, Gubernur Sulteng dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Bidang Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa gerakan moral “Aku Cinta Indonesia” ini merupakan gerakan yang sangat penting dalam menanamkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air pada seluruh komponen bangsa, agar dapat menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia dalam konsep NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Sesuai dengan cita-cita para pendahulu bangsa.
Oleh karena itu, “Jangan ada lagi keinginan-keinginan untuk merubah konsep bernegara yang sudah ada ini dengan konsep-konsep bernegara yang lain yang selalu mempertentangkan keberagaman yang ada, keberagaman ini harus dijadikan satu kekuatan yang utuh agar dapat memajukan bangsa Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar. Oleh karenanya konsep NKRI sudah harga mati yang tidak boleh ditawar-tawar lagi,” terangnya. (Sarifah Latowa)
