PALU, KabarSelebes.com – Pasca pengeroyokan yang menimpa pemimpin redaksi (Pemred) Surat Kabar Kaili Pos, Andono Wibisono, Selasa (23/5/2017) di salah satu warung kopi di Kota Palu, video pengeroyokan beredar dikalangan jurnalis.
Dalam video yang berdurasi 01 menit 47 detik , Andono Wibisono, dilakukan sejumlah orang yang terlihat memenuhi meja dibarisan kedua dan satu meja dibarisan pertama ruang terbuka warung kopi. Adegan pengeroyokan bermula dari seorang pria menggunakan kaos hitam yang mendatangi Andono di meja barisan pertama. Hanya dalam hitungan detik Andono terlihat ditarik kerah bajunya kemudian ‘diberi’ bogem mentah dan tendangan. Bahkan salah satu pria memukul dengan kursi plastik ke badan Andono.
Saat pria berkaos hitam pertama kali menarik kerah baju Andono, sejumlah pria lainnya yang berada di meja barisan kedua dan meja disamping tempat meja Andono dibarisan pertama ikut bergerak mendekati dan melakukan pengeroyokan.
Dari video yang beredar, pengeroyokan terhadap Andono berlangsung kurang lebih 24 detik. Andono terlihat berupaya membela diri dengan menangkis beberapa pukulan, namun dirinya terkena tendangan yang membuatnya sempat jatuh dan menabrak meja ketiga, sebelum berlari kearah tempat pemesanan makanan dan minuman disudut warung kopi.
Dari keterangan Andono saat di visum Selasa (23/5/2017), ditempat tersebut dirinya mengambil pisau roti yang membuat pengeroyok membubarkan diri.
Warung kopi tempat terjadinya pengeroyokan menyediakan 7 meja dibagian teras, terdiri dari 4 meja barisan pertama setelah pintu masuk dan 3 meja panjang dibarisan kedua. Dibagian dalam juga terdapat sejumlah ruangan bagi pelanggan. Meja pemesanan berada di sudut bagian luar, meja kasir berada diruang pertama bagian dalam.
Peristiwa ini langsung dilaporkan Andono ke SPKT Polres Palu Selasa (23/5/2017) sore dan ditindaklanjuti dengan pengambilan BAP oleh Unit 3 Kriminal Umum Polres Palu serta pemeriksaan saksi pada Selasa malam.
Kepada sejumlah jurnalis Andono mengungkapkan dugaannya jika pengeroyokan terhadap dirinya terkait pemberitaan yang dilakukan medianya. (Refi/Moriwana)