Tutup
Pilihan

MUI minta Umat Islam tak Saling Menyalahkan & Mengkafirkan

×

MUI minta Umat Islam tak Saling Menyalahkan & Mengkafirkan

Sebarkan artikel ini
Zainal Abidin
Zainal Abidin

PALU, KabarSelebes.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau umat Islam tidak saling menyalahkan dan mengkafirkan.

Ketua MUI Palu Prof H. Zainal Abidin menyatakan mengkafirkan seseorang atau sekelompok orang tidak memberikan dampak positif bagi yang menuding dan mengkafirkan.

Advertising

“Salah satu problem yang saat ini berkembang dan ada di masyarakat yaitu adanya tudingan mengkafirkan kelompok tertentu,” ungkap Zainal Abidin, Minggu (7/5/2017).

Zainal Arifin menegaskan tudingan mengkafirkan seseorang atau sekelompok orang, muncul dari sekelompok orang yang menganut paham dan pendapat tertentu, dengan memakai suatu dalil dan suatu pendapat yang dianggapnya paling benar.

Padahal, sebut dia, orang yang mengkafirkan dengan berlandaskan pada suatu dalil tertentu, tidak mengetahui asal muasal dalil yang digunakan atau sebab-sebab turunnya dalil tersebut. Bahkan tidak mengetahui posisi dalil yang digunakan apakah shahih, hasan atau dhaif.

“Menyalahkan orang lain bahkan mengkafirkan hanya karena pemahaman yang sempit dalam memahami suatu dalil. Sementara dalil yang digunakan untuk mengafirkan bisa jadi dhaif atau tidak kuat,” sebutnya.

Dia menegaskan jangan menuding orang bersalah serta mengkafirkan seseorang atau sekelompok orang penganut faham tertentu dalam beragama dan dalam kehidupan sosial.

Saat ini, kata dia, sekelompok orang penganut faham tertentu cenderung menyalahkan dan mengafirkan penganut faham lain hanya karena berbeda pendapat pada hal-hal yang tidak prinsip dalam Islam.

“Misalkan ada yang pakai celana di atas mata kaki dan di bawah mata kaki. Mestinya hal-hal seperti itu tidak diperdebatkan, karena tidak prinsip dalam beragama atau dalam Islam,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Islam seagai agama rahmatan lil alaamiin lebih menekankan pada akhlak atau sopan dan santun. Akan tetapi, masalah pakaian tidak menjadi indikator seseorang benar atau salah, atau pula seseorang masuk surga atau tidak masuk surga.

“Oleh karena itu jangan memaksakan pendapat kita untuk diikuti oleh orang lain. Silahkan jalankan pendapatmu, tetapi jangan mengafirkan orang yang tidak sependapat dengan pendapat yang kalian anut,” sebutnya.

 

 

Sumber: Merdeka.com

Silakan komentar Anda Disini….