PALU, Kabar Selebes – Penyelenggaraan Semarak Sulteng Nambaso 2025 yang digelar sejak 19 April hingga 12 Mei di Lapangan Imanuel Palu kini menuai sorotan. Seorang pelaku Event Organizer (EO) lokal mengungkap sejumlah kejanggalan serius dalam manajemen event tersebut, mulai dari ketidakjelasan EO utama hingga dugaan minimnya transparansi pendanaan.
Dalam wawancara eksklusif dengan tim media, narasumber yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa hingga acara usai, ia tidak mengetahui secara pasti siapa pihak EO utama yang dipercaya Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng).
“Saya hanya mitra pihak ketiga dari salah satu OPD. Tapi EO utama untuk acara keseluruhan saya tidak tahu. Aneh,” ujarnya, Selasa (13/5/2025).
Narasumber ini mengaku pernah bertemu seseorang yang mengaku sebagai EO utama, namun meragukan identitas dan profesionalitas orang tersebut. “Kami pelaku EO lokal di Palu saling kenal. Orang ini asing bagi kami,” katanya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa dalam event resmi pemerintah, lazimnya terdapat surat penunjukan resmi kepada EO. “Kami tidak pernah lihat itu. Seharusnya ada surat dari gubernur kalau EO-nya resmi,” imbuhnya.
Ia juga mempertanyakan transparansi sponsor yang disebut-sebut menyumbang miliaran rupiah, namun tidak terlihat logo atau aktivitas promosi seperti biasanya dalam event bersponsor. “Biasanya sponsor dapat ekspos. Tapi di sini tidak terlihat sama sekali. Patut dicurigai,” jelasnya.
Sebagai mitra salah satu OPD, ia hanya menangani panggung kecil, dan tidak pernah dilibatkan dalam koordinasi keseluruhan. Hal ini menambah kekhawatiran soal tata kelola penyelenggaraan event tersebut.
Dana dari APBD dan Tambang
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Sulteng sekaligus Ketua Panitia Semarak Sulteng Nambaso, Faidul Keteng, mengonfirmasi bahwa pendanaan berasal dari dua sumber: APBD dan sumbangan perusahaan tambang.
“APBD hanya dipakai untuk konsumsi dan lomba-lomba OPD. Sementara biaya artis dan hiburan dari sponsor tambang seperti PT CPM, IMIP, dan Donggi-Senoro,” jelas Faidul.
Namun, saat ditanya mengenai total anggaran, Faidul enggan merinci. “Yang penting meriah. Soal angka, tak usah ditanya-tanya,” katanya singkat.
Ia juga menyebutkan bahwa EO yang mengumpulkan dana memiliki surat rekomendasi dari Gubernur, meski tidak menyebutkan nama EO tersebut. “Mereka hanya bawa surat gubernur, tidak pakai tender,” tegasnya.
Gubernur: Tak Pakai EO, Kecuali Pembukaan
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menanggapi bahwa kegiatan Semarak Sulteng Nambaso tidak seluruhnya dikelola oleh EO.
“Tidak pakai EO. OPD jalan sendiri tiap malam. EO hanya dilibatkan saat pembukaan,” ujar Anwar.
Ia menambahkan bahwa panggung besar hanya digunakan empat malam selama event dan selebihnya panggung kecil di area UMKM. “Bayar panggung cuma buat empat malam. Selebihnya pakai panggung kecil,” ujarnya.
Anwar juga menyebut tujuan utama kegiatan ini adalah membangkitkan semangat masyarakat Sulteng dan menggairahkan UMKM. “Kita ingin ingatkan masyarakat bahwa Sulteng ada. Semarak ini untuk rakyat,” tandasnya.
Kejanggalan dalam penyelenggaraan Semarak Sulteng Nambaso 2025 menyoroti pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan kejelasan legalitas dalam event berskala pemerintah. Ketidakterbukaan informasi soal EO, dana sponsor, dan penggunaan APBD menjadi catatan serius bagi publik.(abd/jir/fan/bob)