BANGGAI KEPULAUAN, Kabar Selebes – Kabar gembira datang bagi masyarakat Pulau Bakalan, Kabupaten Banggai Kepulauan. Sebuah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 100 KWh dan Energy Storage System (ESS) 250 KWh akan segera dibangun di pulau tersebut, menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang selama ini digunakan warga.
Proyek ini merupakan hibah dari pemerintah Korea Selatan melalui dua perusahaan, yakni Encored dan ELT Energy. Rencananya, perwakilan dari kedua perusahaan tersebut akan turun langsung ke lapangan pada akhir April atau awal Mei 2025 untuk meninjau lokasi sekaligus menandatangani nota kesepakatan bersama terkait hibah dan pelaksanaan pembangunan PLTS.
“Proyek ini adalah tindak lanjut dari permintaan Gubernur Rusdy Mastura dan tahun ini baru akan terealisasi. Hari ini kami sudah bertemu dengan Bupati Banggai Kepulauan, Bapak Rusly Maudady, untuk menyampaikan rencana ini. Bahkan beliau telah berkomunikasi langsung dengan kontak person dari pihak Korea dan menyambut dengan antusias,” ungkap M. Ridha Saleh, mantan Tenaga Ahli Gubernur Sulteng yang kini menjabat sebagai Tim Ahli Anggota Pelaksana Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Kamis (17/4/2025).
Menurut Ridha, kebutuhan listrik di Pulau Bakalan memang sangat mendesak, terlebih lagi sumber energi baru yang akan dibangun ini bersifat ramah lingkungan.
“Ini adalah energi terbarukan yang tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup warga, tapi juga berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon di wilayah kepulauan,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa tim dari Korea telah berkomunikasi langsung dengan Kepala Desa Bakalan, Jufri Lanasi, dan seluruh rencana pembangunan telah dilaporkan kepada Bupati Banggai Kepulauan.
“Dari hasil diskusi kami dengan Bapak Bupati, Alhamdulillah tidak ada kendala berarti, termasuk soal kesiapan lahan. Bahkan Bupati menyampaikan bahwa beliau akan segera melapor kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, terkait rencana pembangunan PLTS ini,” pungkas Ridha.
Pembangunan PLTS ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan energi terbarukan di daerah-daerah terpencil lainnya di Sulawesi Tengah, sekaligus mempercepat pemerataan akses energi bagi seluruh masyarakat.**