PALU, Kabar Selebes – Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah menerima kunjungan audiensi Bupati Donggala Vera Elena Laruni, beserta tim di kantor BI Sulawesi Tengah. Pertemuan ini bertujuan mempererat sinergi serta membahas berbagai potensi strategis guna mewujudkan Donggala sebagai kabupaten yang sejahtera dan berdaya saing.
Dalam pertemuan tersebut, Bank Indonesia menyampaikan berbagai inisiatif yang telah dilakukan dalam pengembangan ekonomi daerah, termasuk program peningkatan kualitas Tenun Donggala.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Ronny Hartawan, menjelaskan bahwa BI baru saja menyelesaikan pelatihan intensif selama 30 hari (14 November – 15 Desember) bagi enam kelompok penenun dari Donggala.
“Pelatihan ini meliputi kreasi motif, pewarnaan alami, serta penggunaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Jacquard di Palembang. Kami juga menggelar pelatihan lanjutan di Palu pada 20–25 Februari dengan menghadirkan narasumber dari Nirmala Songket (Palembang) dan akademisi Universitas Tadulako guna meningkatkan daya saing wastra daerah,” ungkap Ronny.
Bank Indonesia juga telah membawa Tenun Donggala ke panggung nasional dan internasional melalui berbagai program seperti Bootcamp Wastra bersama Dewan IKRA, pelatihan motif inovatif, pewarnaan alami, dan digitalisasi UMKM. Salah satu pencapaian besar adalah tampilnya Tenun Donggala di ajang Centers Stage Asia’s Fashion Spotlight 2024 di Hong Kong.
“Motif khas Donggala, Bomba Buya Subi, yang melambangkan cinta suci, harmoni keluarga, dan semangat pemersatu, kini semakin dikenal luas. Bahkan, pada World Water Forum ke-10 di Bali tahun 2024, Elon Musk memilih mengenakan Tenun Donggala bermotif Bomba, membuktikan daya tarik wastra Donggala yang mampu melintasi budaya dan menarik perhatian dunia,” tambah Ronny.
Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, menyambut baik upaya pengembangan ini dan menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung penguatan sarana dan prasarana guna optimalisasi sentra tenun di Towale.
“Kami akan terus bersinergi dengan Bank Indonesia dan berbagai pihak untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif, termasuk tenun, agar bisa menjadi kebanggaan dan sumber kesejahteraan masyarakat Donggala,” ujar Vera.
Selain pengembangan wastra, pertemuan ini juga membahas potensi pariwisata Donggala, khususnya di kawasan Boneoge. Kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat serta mendorong perubahan mindset kebersihan guna meningkatkan daya tarik wisata daerah.
Dalam aspek penguatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bank Indonesia mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Donggala memperkuat peran Perusahaan Daerah (Perusda), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) agar lebih profesional dan mandiri. Dengan adanya lembaga yang kuat, entitas ini diharapkan dapat berperan sebagai off-taker untuk pengembangan UMKM setempat.
“Kami ingin melihat Donggala berkembang dengan prinsip One District, One Product. Dengan pengelolaan sumber daya lokal yang berkelanjutan, kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” pungkas Vera.
Bank Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Donggala berkomitmen untuk terus bersinergi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga Donggala semakin maju dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global.***