Tutup
Sulawesi Tengah

Cerita Pilu Belasan Korban Sodomi Oknum Kepala Desa di Kecamatan Moutong

×

Cerita Pilu Belasan Korban Sodomi Oknum Kepala Desa di Kecamatan Moutong

Sebarkan artikel ini
Belasan Korban YL yang masih berusia belasan tahuan ( foto : Hasan Bunyu )

MOUTONG, Kabar Selebes – Iy—(nama samaran ) tak dapat menyembunyikan kegirangannya. Hari itu, Sabtu, 03 Februari 2024 sore, ia mendapat ajakan dari YL, kepala desa di Kecamatan Moutong Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.


Betapa tidak, YL menyampaikan kepada pria berusia 16 tahun ini, akan diajak untuk menonton konser Rock start sang legenda Ahmad Albar, rocker papan atas Indonesia yang akan tampil di lapangan Desa Tinombo Kecamatan Tinombo, minggu (4/2) esok harinya.

Advertising

Paginya, Iy sudah tampak berpakaian rapi ala bocah seumurannya di teras rumah YL. Ia tak sendiri, di teras rumah sang kades sudah ada teman seusianya yang Namanya tak bersedia di sebut.

Tak berselang lama, sebuah mobil pick up hitam yang dikendarai oknum kades, melaju menuju kecamatan yang berjarak 108 km dari kediamannya. “Pas sampe di Tinombo torang di ajak makan siang dulu sama pa kades, baru pigi nonton konser,” cerita Iy, saat di temui awak media Kabarselebes co.id di rumahnya.

Lelaki polos yang mengenyam pendidikan di salah satu sekolah agama di kecamatan paling ujung utara Kabupaten Parigi Moutong itu, lahap menyantap ayam goreng.

Masih dalam cerita Iy, tak berselang lama, ia sudah larut berjoget ria sambil di iringi lagu yang dibawakan oleh artis ibukota Jakarta dalam kampanye calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) kala itu.
Nah, disini cerita memilukan itu di mulai. Usai konser, rupanya Yl tidak langsung pulang menju Kecamatan Moutong. Melainkan singgah bermalam di tempat usahanya di Desa Tinombala Kecamatan Ongka Malino.

“Tengah malam, saya so kaget, anuku so pa kades pegang-pegang. Saya tolak tapi dia tekan saya sampe saya te bisa bergerak, baru dia kase masuk anuku dalam mulutnya,” kisahnya polos sambil mengingat-ingat.
Awal kejadian itu, dia ingin lari, “ tapi pintu di kunci baru kuncinya saya tidak tidak tau,” ucapnya. Terpaksa ia pasrah sambil menangi. Tapi, pak kades terus berjanji mau kase saya uang, asalkan saya diam dan tidak balapor,” kenangnyta sambil menunduk.

Usai dia ‘dikerjai’ sang oknum kades ini, kedua temannya pun harus menerima ‘jasa’ nonton konser gratis. Hanya saja, Iy mengaku tidak menyaksikan secara live. “ Saya tutup mataku, karena anuku so sakit sekali,” kenangnya lagi.
Lain lagi, Al, Ut, Nl, Ketiga ini mengaku, ‘dimangsa’ di kamar rumah oknum kades. “Torang di panggil untuk di kase ba internet gratis. Pas di kamar torang satu-satu di peluk, baru anunya torang juga di gosok,” ujar ketiga, kompak.
Hanya saja, ketiganya mengaku baru sekitar bulan September 2024 lalu menjadi ‘santapan’ sang YL. “ Saya dia kase bgitu waktu dekat-dekat akhir bulan September 2024 pak, sebanyak 3 kali di kase masuk di mulutnya dan satu kali (maaf) di anusnya,” akunya.

Lebih memilukan Nz, bocah ingusan yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) tersebut, juga harus jadi korban YL. Dengan lugunya, Nz menceritakan jika ‘senjatanya’ sebanyak dua kali di berondong oleh mulut YL. “Dua kali burungku dia kase masuk,” ucapnya sambil menutup wajahnya.

Sementara itu, Sekretaris Pusat Perlindungan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Parigi Moutong Kartikowati, SKM,. MM yang di hubungi awak media ini melalui sambungan Whats App, Selasa kemarin mengaku kaget terhadap korban oknun kades yang masih di bawah umur.

“Kami akan membantu melakukan pendampingan terhadap semua korban yang masih di bawah umur, mulai dari pemeriksaan sampai tuntas perkaranya,” janji Kartiko.
Bahkan, Kartikowati terperanjat dengan banyaknya korban akibat ulah bejat sang oknum kades. “Saya kira Cuma satu pak, tapi laporan pendamping kami berada di Kecamatan Moutong, sangat banyak korban. Ini tidak bisa dianggap remeh,” kagetnya.

Sebagaimana diketahui, YL sempat diamankan Polsek Moutong pada Rabu (6/11) pekan lalu, setelah dua petikan video syur YL bersama anak laki-laki yang masih berusia belasan tahun, rame beredar di tengah Masyarakat. Hingga adegan tak senonoh berdurasi beberapa detik itu, sempat menghentakkan jagad raya, sebelum lenyap.

Akibatnya, beberapa orang tua korban pun, malu. “Ini kurang ajar, masa anak saya yang masih kecil ini dia kase begitu. Rusak masa depan anakku,” geram S, ayah korban kepada media ini.
Hingga berita ini, Jumat (15/11) malam, sebanyak lima orang korban berinisial No, Ak, Al, Aw dan Ni sementara dalam pemeriksaan di unit PPA Polres Parigo Moutong. (hcb)

Silakan komentar Anda Disini….