Tutup
Sulawesi Tengah

Dua Penyu Sisik Dilepasliarkan

×

Dua Penyu Sisik Dilepasliarkan

Sebarkan artikel ini

PALU – Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sulawesi Tengah bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah melakukan pelepasliaran dua ekor penyu sisik di perairan Teluk Palu, Desa Lelea, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Rabu, (12/09/2018).

Advertising

Pantai Labuan dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena lebih dekat dari lokasi Ditpolair Polda Sulteng.

Dua penyu bernama latin Eretmochelys imbricata itu, dilepasliarkan langsung oleh Wadir Ditpolairud Polda Sulteng AKBP Yudi Gunawan bersama Bambang Widiatmoko, pengendali ekosistem hutan BKSDA Sulteng.

“Dua satwa itu kita kembalikan lagi ke habitatnya diperairan. Karena, Penyu Sisik ini tidak hanya dilindungi oleh aparat akan tetapi dilindungi juga oleh Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,” ucapnya.

Yudi berkisah, pada Jumat 07 September 2018, sekitar pukul 13.00 WITA, petugas Polairud Polda Sulteng melakukan patroli rutin di Dermaga Pelabuhan Banggai, Kabupaten Banggai Laut.

“Saat anggota kami sedang memeriksa kapal penumpang Lapolo Expres trayek Bangkurung-Banggai Laut dan Luwuk Banggai. Dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan satwa yang dilindungi itu,” ujar Yudi.

Menurut pengakuan anak buah kapal (ABK) Lapolo Expres dua penyu tersebut dititip oleh warga Desa Lantibung, Kecamatan, Bangkurung kepada ABK untuk dibawa ke Banggai.

“Rencananya setelah tiba di Banggai dua satwa itu akan dikirim lagi ke Desa Tonea, Kecamatan Totikum Selatan untuk acara hajatan 40 hari orang meninggal,” tambah Kompol H.T Maxi, Kasi Tindak Subdit Gakkum Dit Poairud Polda Sulteng.

Saat ini ABK inisial RK telah diamankan di Banggai Laut.

Ditempat yang sama, Bambang Widiadmoko menjelaskan, penyu sisik merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang langka. Namun sangat disayangkan meski telah dimasukkan ke dalam satwa yang dilindungi, tetap saja terus mengalami penurunan populasi.

Penurunan populasi tersebut dikarenakan banyaknya perburuan penyu yang menyebabkan tergangguya habitat hidup dan habitat peneluran penyu.

“Selain manusia yang menjadi ancaman terhadap telur penyu adalah hewan predator seperti biawak,” pungkasnya.

Untuk semua wilayah perairan di Sulawesi Tengah merupakan habitat penyu bertelur termasuk penyu sisik. (Sarifah Latowa)

Pelepasliaran penyu di Pantai Labuan. Foto Sarifah Latowa

Silakan komentar Anda Disini….