MATARAM, Kabar Selebes – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Profesor Kiai Haji Lukman Thahir, menyatakan bahwa penerapan pelayanan fast track di tiga embarkasi di Indonesia merupakan bukti upaya peningkatan kualitas pelayanan Kementerian Agama untuk kemudahan jemaah calon haji (JCH) Tanah Air.
“Saya mengistilahkan pelayanan fast track ini seperti jalan tol yang menjadi solusi atasi kemacetan dan mempercepat mobilisasi serta mempersingkat waktu tempuh,” ucap Profesor Lukman Thahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (6/7).
Pernyataan Profesor Lukman Thahir ini merespons keberhasilan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang berhasil melobi otoritas Arab Saudi untuk menerapkan pelayanan fast track di Bandara Juanda Surabaya dan Adi Soemarmo Surakarta pada tahun 2024. Sebelumnya, layanan ini hanya tersedia di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.
Fast track merupakan fasilitas preclearance atau pemeriksaan dokumen jemaah haji oleh Keimigrasian Pemerintah Arab Saudi di Indonesia. Dengan layanan ini, proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di Indonesia, sehingga setibanya di bandara tujuan, baik Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah maupun King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah, jemaah tidak perlu lagi melalui proses pemeriksaan dokumen yang panjang.
“Kita tahu bagaimana pelayanan JCH khususnya pemeriksaan dokumen keimigrasian pada tahun-tahun sebelumnya di Jeddah dan Madinah, di mana JCH asal Indonesia harus antrian berjam-jam, sehingga mereka kelelahan dan kelaparan. Namun, sekarang dengan adanya layanan fast track di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Adi Soemarmo Surakarta, maka JCH yang berangkat dari tiga embarkasi tersebut setibanya di Jeddah atau Madinah tidak akan lagi diperiksa dokumen keimigrasiannya, sehingga mereka bisa langsung menuju tujuan,” jelas Profesor Lukman.
“Artinya dengan adanya penambahan pelayanan fast track di dua embarkasi, yaitu di Surabaya dan Surakarta, masyarakat khususnya umat Islam yang terdaftar sebagai JCH sangat dimudahkan,” tambahnya.
Ia menilai keberhasilan Gus Men Yaqut melobi otoritas Arab Saudi merupakan terobosan luar biasa yang harus diapresiasi. “Karena ini merupakan wujud komitmen dan kepedulian, serta keberpihakan Menteri Agama Bapak Yaqut dalam memudahkan JCH,” ungkapnya.
Profesor Lukman mengatakan bahwa meningkatkan kualitas pelayanan haji merupakan salah satu prioritas Kementerian Agama. Oleh karena itu, menurut Profesor Lukman, ke depan, Kemenag akan berupaya agar layanan fast track dapat diterapkan di Bandara Aceh sebagai representatif Sumatera dan Makassar sebagai representatif Sulawesi.
Hal ini akan terus diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, terutama teknologi yang mendukung pelayanan fast track, serta sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
“Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi dan kerja sama multi pihak untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat Indonesia, khususnya JCH,” tutup Profesor Lukman.**