Tutup
AdvetorialBuya Muhammad J Wartabone

Buya Dr. H. Muhammad J. Wartabone, S.Sos., S.H., S.E., M.H.I.: Bermula dari Masjid

×

Buya Dr. H. Muhammad J. Wartabone, S.Sos., S.H., S.E., M.H.I.: Bermula dari Masjid

Sebarkan artikel ini
Muhammad J. Wartabone saat bertemu dengan masyarakat.

PALU, Kabar Selebes – Lulus sebagai santri dari Pondok Pesantren Daruttauhid di Kota Malang, adalah hal yang lumrah bila Muhammad J. Wartabone memilih masjid sebagai tempatnya beraktifitas di awal karirnya di Kota Palu. Masjid Jami’ Darussalam, Masomba, Kecamatan Palu Selatan merupakan tempat yang ia pilih. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua sekaligus pusat dari kegiatan- kegiatan umat Islam di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu. Tidak membutuhkan waktu lama, Muhammad J. Wartabone diberikan kepercayaan sebagai Ketua Remaja Masjid (risma) tersebut.

Sembari disibukkan dengan tanggung jawabnya sebagai Ketua Risma, Muhammad J. Wartabone melanjutkan pendidikannya pada jenjang Strata Satu (S1) dalam bidang hukum dan administrasi ketatanegaraan di dua perguruan tinggi sekaligus, yakni di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Pancha Bhakti dan Universitas Muhammadiyah Palu.

Advertising

Masjid merupakan wahana terbaik dalam menjalin tali silaturahim, karena berfungsi sebagai tempat berkumpul bagi masyarakat dari berbagai lapisan sosial. Dari aktifitasnya sebagai risma Masjid Jami’ Darussalam, Masomba, Kecamatan Palu Selatan, Muhammad J. Wartabone kemudian berkenalan dengan beragam kalangan dan diajak serta untuk terlibat di dalam organisasi-organisasi sosial keagamaan.

Muhammad J. Wartabone ternyata tidak mengalami kesulitan untuk turut berkontribusi di dalam organisasi sosial dan keagamaan. Pada masa awal pembentukan karirnya di Kota Palu ini, Muhammad J. Wartabone ditunjuk sebagai Sekretasi Perkumpulan Para Qari` dan Penghafal Alquran (Jam’iyyatul Qurra’ wa al-Huffazh) Kota Palu di tahun 2001. Setahun berselang, tahun 2002, ia juga dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Himpunan Seni dan Budaya Islam (HSBI) Provinsi Sulawesi Tengah.

Di antara tahun 1999 hingga tahun 2001, di sela-sela aktifitasnya di atas, Muhammad J. Wartabone masih menyempatkan diri untuk menimba ilmu secara khusus kepada ulama terkemuka di Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan keturunan langsung dari Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, yakni Tuan Guru Muhammad Zaini bin ‘Abdul Gani (w. 2005) atau, dikenal oleh masyarakat Muslim setempat dengan gelar Guru Sekumpul.

Tuan Guru Muhammad Zaini bin ‘Abdul Gani (Guru Sekumpul) (Lahir di Martapura, Kalimantan Selatan pada 11 Februari 1942 dan wafat di tempat kelahirannya pada 10 Agustus 2005)

Di Masjid Jami’ Darussalam, Masomba, Kecamatan Palu Selatan, Muhammad J. Wartabone berkenalan dengan (almarhum) Drs. H. Adjimin Ponulele. Tokoh masyarakat Kota Palu inilah yang membawa Muhammad J. Wartabone masuk ke dunia politik melalui salah satu partai nasional berhaulan nasionalis. Di partai ini, Muhammad J. Wartabone memulai karir politiknya dari level terbawah, yaitu sebagai kurir atau pengantar surat-surat kepartaian. Dari sini, ia lantas berkenalan dengan tokoh-tokoh partai lainnya, salah satunya adalah Drs. Lahade Romu.

Akibat dari ketekunannya, meski harus memulai karir dari tingkat yang paling bawah, Muhammad J. Wartabone tidak kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan dari jajaran pengurus di Kota Palu. Pada musyawarah partai Kecamatan Palu Selatan di tahun 2001, Muhammad J. Wartabone diberikan kepercayaan sebagai Sekretaris membantu H. Usman Tj. Lainti.

Dari pengalaman sebagai sekretaris partai pada tingkat kecamatan, Muhammad J. Wartabone memiliki akses guna menjalin silaturahim dengan tokoh-tokoh di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, seperti Prof. Drs. H. Aminuddin Ponulele, M.S., H, Baso Lamakarate, H. Rusdy Mastura, H, Suardin Suebo, S.E., dan H. A. Mulhanan Tombolotutu, S.H. Tokoh-tokoh inilah, di antaranya, yang memberikan kepercayaan kepada Muhammad J. Wartabone untuk mengajukan diri sebagai salah seorang Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu mewakili masyarakat Kecamatan Palu Selatan.

Kemudahan tampak selalu dekat dengan garis karir Muhammad J. Wartabone dalam bidang politik. Di tahun 2004, meski memiliki modal politik yang sangat minim, masyarakat Kecamatan Palu Selatan memberikan kepercayaan kepadanya sebagai Anggota DPRD Kota Palu untuk masa bakti 2004-2009. Demikian juga pada dua periode berikutnya, yakni 2009-2014 dan 2014-2019. Secara keseluruhan, Muhammad J. Wartabone berhasil mencetak hattrick dengan menduduki jabatan sebagai wakil rakyat pada tingkat Kota Palu sebanyak tiga periode berturut-turut.

Muhammad J. Wartabone tidak pernah melupakan pendidikan sebagai bagian dari pengembangan kapasitas dan intelektual. Oleh sebab itu, di sela-sela aktifitasnya sebagai anggota DPRD Kota Palu selama tiga periode, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tahun 2008, Muhammad J. Wartabone menyelesaikan pendidikannya pada Program Strata Dua (S2) Jurusan Ilmu Hukum Islam di Unversitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Sembilan tahun berselang, tepatnya di tahun 2017, Muhammad J. Wartabone berhasil menamatkan pendidikan tertinggi pada jenjang Strata Tiga (S3) Jurusan Hukum Tata Negara, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, dan dinyatakan sah menyandang gelar doktor dalam bidang Ilmu Hukum.

Pencapaian karir politik dan intelektual Muhammad J. Wartabone di atas boleh jadi dianggap sebagai kesuksesan yang patut dibanggakan. Meski demikian, Muhammad J. Wartabone menyadari bahwa tidak ada yang perlu ia banggakan dari pencapaian tersebut, karena semua pencapaian di dunia tidak mungkin terjadi di luar kehendak Yang Maha Kuasa. Baginya, terutama dalam kapasitasnya sebagai anggota legislatif, kepercayaan rakyat merupakan amanah yang harus dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Muhammad J. Wartabone tidak memungkiri bahwa kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Kecamatan Palu Selatan ketika ia masih menjabat sebagai anggota DPRD Kota Palu juga tidak lepas dari campur tangan Allah Swt. Pada akhirnya, kesadaran Muhammad J. Wartabone tentang kehadiran Allah Swt. di setiap aspek kehidupan tidak lain merupakan wujud dari kesadaran religius yang ia terima dari pendidikan agama, mulai dari lingkungan keluarga, pesantren, hingga di dalam interaksinya bersama masyarakat melalui Masjid Jami’ Darussalam, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.(adv)

Silakan komentar Anda Disini….