JAKARTA, Kabar Selebes – Setelah debat cawapres Pemilu 2024 di Indonesia, State of the Global Islamic Economy (SGIE) menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
SGIE merujuk pada kondisi dan potensi ekonomi Islam di tingkat global, yang mencakup berbagai sektor seperti keuangan, fashion, gaya hidup, dan makanan halal.
Minat terhadap SGIE semakin meningkat karena kesadaran masyarakat akan potensi besar pasar ekonomi Islam yang terus berkembang.
Perhatian utama dalam pembahasan SGIE adalah potensi dan keuntungan ekonomi Islam global. Dengan populasi Muslim yang terus bertumbuh, pasar ekonomi Islam menawarkan peluang besar bagi pelaku usaha dan investor.
Produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, seperti keuangan syariah, fashion muslim, makanan halal, dan wisata halal, semakin diminati oleh masyarakat global.
Di Indonesia, SGIE menjadi semakin relevan mengingat jumlah penduduk Muslim yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konsep SGIE, diharapkan masyarakat dan pelaku ekonomi dapat memanfaatkan potensi dan keuntungan ekonomi Islam global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebelumnya, Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menanyakan soal SGIE kepada Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.
“Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?” tanya Gibran dalam arena Debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Sayang, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku tidak tahu, “Terus terang SGIE saya nggak paham, SGIE itu apa?” Setelah Gibran menjelaskan soal SGIE, Cak Imin pun menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi solusi menaikkan SGIE di Indonesia. Namun dia hanya sempat menyebut satu poin saja sampai waktu habis.***