JAKARTA, Kabar Selebes – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mempercepat produksi jagung dalam negeri dengan mengoptimalkan lahan melalui sistem tumpang sari pada perkebunan kelapa sawit.
Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (KESATRIA) akan dilaksanakan di 22 provinsi dengan total lahan seluas 175 ribu hektar.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, pada hari Rabu (15/10) di Jakarta, menjelaskan bahwa program ini akan memanfaatkan waktu tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan buah segar pada tahun pertama dan kedua.
Harapannya, melalui tumpang sari, produksi tanaman pangan, khususnya jagung, dapat dioptimalkan.
“Direktorat Jenderal Perkebunan berupaya mengangkat program integrasi tanaman kelapa sawit dengan tanaman pangan atau semusim lainnya. Kami akan mendorong sektor swasta untuk berpartisipasi dalam optimalisasi lahan dan mendukung program tanaman pangan untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya jagung,” ujar Andi.
Andi menyampaikan alasan penggenjotan produksi jagung karena jagung bukan hanya sebagai penyangga ketahanan pangan, tetapi juga menjadi komoditas pangan strategis yang dapat mengurangi impor dan menghemat devisa.
Saat ini, impor jagung memberikan tekanan terhadap ketahanan pangan negara.
Dengan berjalannya program ini, target peningkatan produksi jagung nasional mencapai 1 juta ton pipilan kering.
“Direktorat Jenderal Perkebunan memprediksi bahwa jika seluruh lahan tersebut dimanfaatkan dengan baik, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi jagung nasional sebesar 1 juta ton pipilan kering,” tambahnya.
Andi berencana melibatkan semua sektor perkebunan kelapa sawit, termasuk unsur dinas di tingkat provinsi, kabupaten/kota sentra kelapa sawit, perusahaan perkebunan kelapa sawit baik BUMN maupun swasta, serta gabungan pengusaha dan asosiasi kelapa sawit Indonesia.
Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, berharap program ini dapat mengurangi atau bahkan menghentikan impor jagung.
Dia menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mencapai swasembada jagung.
“Kita harus mampu memanfaatkan potensi ini. Saya mendorong upaya khusus melalui optimalisasi lahan pada perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit, agar dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujar Harvick.***