Tutup
Sulawesi Tengah

Festival Tampo Lore akan Digelar Pekan ini, Merajut Tradisi Melestarikan Hutan untuk masa depan

177
×

Festival Tampo Lore akan Digelar Pekan ini, Merajut Tradisi Melestarikan Hutan untuk masa depan

Sebarkan artikel ini
Rumah Tambi, rumah adat suku Lore Poso.(Foto: Facebook)

PALU, Kabar Selebes – Festival Kebudayaan Lembah Behoa berbasis penghidupan hijau berkelanjutan dengan nama Tampo Lore, akan digelar pada tanggal 16-18 Juni 2023.

Festival Tampo Lore akan digelar di Tampo Lore Lembah Behoa Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Menurut Mochammad Subarkah, penyelenggara Festival Tampo Lore mengatakan, Festival Tampo Lore adalah semangat untuk merajut tradisi melestarikan hutan untuk masa depan yang adil dan penghidupan berkelanjutan.

Menurut Subarkah, ini merupakan semangat dalam pembangunan Tampo Lore yang mendedikasikan kebudayaan serta adat istiadat dan lingkungan menjadi satu kesatuan utuh dalam kehidupan masyarakat di Tampo Lore Lembah Behoa Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

“Berdasarkan potensi yang ada, baik kebudayaan maupun adati stiadat dan upaya mengembangkan produk dan mata pencaharian masyarakat agar terus memiliki pengaruh yang besar dalam membumikan entitas masyarakat Tampo Lore. Festival ini bukan hanya semata sebuah perayaan namun menjadi terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan. Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Mochammad Subarkah, Senin (12/6/2023) di Palu.

Ia menambahkan, festival juga mendorong pengelolaan ruang berbasis pembangunan ramah lingkungan, memperkuat komunitas masyarakat baik pemuda, perempuan dan laki-laki dalam menumbuhkembangkan dan menjaga nilai-nilai kebudayaandan adat di wilayah Tampo Lore.

Juga disebutkan tujuan dari  festival Tampo Lore untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat

istiadat Tampo Lore, menjaga dan melestarikan sumber-sumber penghidupan masyarakat,

mendukung pembangunan yang inklusi, adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.

Subarkah menjelaskan Festival Tampo Lore menjadi jalan bagi penghidupan dan community enterprises yang berkelanjutan untuk dilihat dan dihargai oleh masyarakat luas untuk mendukung ruang kelola

masyarakat, pembangunan ekonomi lokal dengan tetap menjaga ekosistemnya serta komunitas, baik perempuan dan laki-laki yang merupakan upaya global untuk menyelamatkan ekologi dan merupakan elemen penting dari masyarakat Indonesia dengan mendorong beberapa strategi.

Strategi pertama menciptakan ruang bagi berbagai upaya menumbuhkembangkan budaya serta mempertahankan adat istiadat Tampo Lore, produk lokal yang berkelanjutan untuk diketahui masyarakat Sulawesi Tengah dan masyarakat secara luas. Kedua mempromosikan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan pemerintah, sektor swasta dan konsumen, untuk mendukung produk dan mata pencaharian masyarakat yang berkelanjutan. Ketiga mendorong munculnya kebijakan yang akan mendukung atau memberikan insentif yang lebih besar untuk produk lokal yang berkelanjutan

Festival Tampo Lore merupakan festival berbasis lembah yang mendiami tiga wilayah lembah diantaranya lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada di Kabupaten Poso. Festival pertama

telah dilaksanakan di Lembah Pekurehua tepatnya di Desa Wanga Kecamatan Lore Peore Kabupaten Poso pada tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Konsorsium Relawan untuk Orang dan Alam – Yayasan Panorama Alam bersama NTFP Indonesia dan Green Livelihoods Alliance.

“Kali ini kembali melaksanakan Festival Tampo Lore ke-2 yang akan dilaksanakan di Lembah Behoa, pelaksana festival melibatkan masyarakat dari wilayah lembah behoa, pemuka agama, adat dan pemerintah dan harapannya dengan festival ini juga memberikan manfaat dalam proses pembangunan baik untuk masyarakat maupun pemerintah untuk mengelola sumberdaya penghidupan secara arif dan berkelanjutan,” tandas Subarkah.(*/abd)

Silakan komentar Anda Disini….