TARAKAN, Kabar Selebes – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-7 tingkat Provinsi Kalimantan Utara yang dilaksanakan di Tanjung Selor, 22-26 Juni 2022, meninggalkan ‘jejak’ tak sedap.
Betapa tidak, hingga hari ini, Ahad 28 Agustus 2022, usianya telah dua bulan usai pelaksanaan. Tapi sepeser pun, hadiah belum di nikmati para juara, mulai jawara terbaik satu hingga harapan dua.
Di group WhatsApp Khattath Kaltara misalnya. Group yang di huni para kaligrafer di lima kabupaten di provinsi yang berbatasan dengan negeri jiran, Tawau, Malaysia itu, tak putus-putusnya saling mempertanyakan “hak” pemenang.
“Benar, apa kita harus menunggu. Karena tidak ada istilah lomba di utang, berbulan-bulan gak cair. Masa iya setengah tahun baru di cairkan,” tanya pengguna akun bernama Rafand, heran.
Bahkan pemegang juara dua golongan Mushaf putra itu, acap kali mengecek lewat aplikasi perbankan. “Cuma bunyi tagihan aja pak yang selalu berbunyi,” canda kafilah asal Kabupaten Malinau, menyindir.
Hal memilukan pun di utarakan salah seorang kafilah langganan ke MTQ Nasional yang juga pernah kecewa saat jadi korban peraduan kaliigrafi di Pondok Gede Jakarta, beberapa tahun lalu.
Dia mengajak para juara MTQ guna terus mendesak pihak panitia pelaksana, terutama LPTQ Provinsi Kaltara memberikan titik terang.
“Kita harus bekerja sama rame-rame gitu. Minta hak kita, kaalu Cuma satu orang pasti tidak berani. Tapi kalo protes juga kemana, LPTQ jelas-jelas suruh nunggu tanpa kejelasan,” tulisnya miris.
“Kita harus gimana gitu kan. Gimanapun hak kita, masa kita ikhlaskan. Enak saja dorang,” tegas salah seorang peraih medali emas yang namanya minta tak di sebut, turut berkomentar.
Lain lagi dengan Ahmad Saleh, dirinya agak kecewa dengan ketidakpastian pencairan bonus hadiah. Ia juga mempertanyakan soal anggaran dana MTQ yang selalu di sangkutpautkan dengan APBD.
” Apakah MTQ ini tdk mempunyai anggaran kalau memang tidak ada, kenapa dipaksakan untuk diadakan. Salah satu yang membuat kami bertanya mengapa uang pembinaan kita, selalu di diamkan,” tabyanya.
Peserta asal Kabupaten Nunukan itu juga membandingkan dengan hadiah MTQ di sedangkan profinsi lain denga nomila yang di terima peserta.
“Minimal berikanlah kami pengharapan atau gambaran yangsesuai dengan perjuangan kami. Kita ini provinsi kaya, tapi masa di bidaag agama kita kaha dengan daerah lain,” nilainya saat dihubungi media ini via sambungan seluler, Sabtu (27/08) pukul 23:30 Wita.
Sekretaris I Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Kalimantan Utara Slamet Riyadi yang di hubungi KabarSelebes.id via aplikasi WhatsApp belum lama ini, malah memilih ‘cuci tangan’.
Berulang kali di hubungi, Slamet hanya meready pertanyaan media ini. Satu-satunya jawaban berarti darinya, hanya menyuruh media ini menghubungi pihak pemerintah daerah di level kabupaten dan kota yang ada di Kaltara
“Silahkan ke Biro Kesra Pak atau ke Kemenag Kabupaten/kota. Makasih,” jawab Slamet Singgah.
Dia hanya mengutip surat pemberitahuan LPTQ Kaltara bernomor: 064/LPTQ KALTARA/VII/2022 tertanggal 18 Juli 2022 pada point 3 bagian b yang mempertimbangkan keterbatasan anggaran, maka uang pembinaan bagi juara MTQ, akan dilaksanakan pembayarannya pada APBD Perubahan Provinsi Kalimantan Utara tahun anggaran 2022.
“Di point 3 itu sudah dijelaskan Pak, untuk juara akan dibayarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan,” jawabnya.
Hanya saja, copyan surat yang diterima media ini, dalam sambungan point b tersebut terdapat kaimat ” yang mana pada saat ini sedang diusulkan penambahan anggarannya”
Lagi-lagi jawaban pihak LPTQ tersebut mendapat tanggapan sinis dari para juara. Kalo begitu, sempat utang kami membengkak kayak bisul,” sindir pengguna akun bernama Babon. (hcb)
Laporan: Hasan Cl. Bunyu