Tutup
Sulawesi Tengah

Warga Antusias Saksikan Karya Kaligrafi Peserta MTQ Sulteng 2022

×

Warga Antusias Saksikan Karya Kaligrafi Peserta MTQ Sulteng 2022

Sebarkan artikel ini
Warga pencinta kaligrafi sangat serius memperhatikan hasil karya kaligrafi kontemporer (foto : Hasan Bunyu)

LUWUK, Kabar Selebes – Hasil karya peserta lima kaigrafi di Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Sulawesi Tengah di Luwuk Kabupaten Banggai, jadi perhatian menarik bagi warga pencinta kaligrafi.

Tengok saja, pajangan kaligrafi empat golongan buah karya peserta yang berasal dari 12 kabupaten dan satu kota di Sulteng yang berada di gedung Graha Pemda Banggai, Rabu 27 Juli 2022, jadi jepretan kamera handphone.

Advertising

Tak sedikit yang memperhatikan dengan serius, bahkan turut menyentuh seakan-akan ingin merasakan langsung dengan sentuhan tangan.

“Hasilnya sangat detail dan sangat halus, nyaris seperti stiker yang di tempel di tripleks, luar biasa,” kagum Abdul Gafur, warga Kecamatan Luwuk Utara tersebut.

Gafur yang merupakan mantan peserta kaligrafi kelahiran Desa Ulatan Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi Moutong itu, melihat adanya kemajuan perkaligrafian setiap MTQ tingkat Provinsi Sulteng.

“Saya mencontohkan, warga MTQ Provinsi Sulteng di Kabupaten Banggai Kepulauan dua tahun lalu dengan lomba kaligrafi sekarang, terlihat sejauh perbedaannya. Sangat jauh,” nilai Gafur.

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas mengajar di MTs Negeri Luwuk itu juga menuturkan,  jika karya peserta kaligrafi tahun ini, bisa di sejajarkan dengan karya-karya peserta dari provinsi lain.

“Saya kira tidak berlebihan jika saya bilang kalau MTQ kali ini merupakan musabaqah khottil qur’an beraroma nasional sebagaimana yang pernah di ucapkan oleh guru kita, yang mulia ustadz Didin Sirojuddin,” tutur Gafur.

Sementara itu, Kekaguman yang sama di lontarkan oleh Ketua Majelis Dewan Hakim Kaligrafi Muhammad Arif, S.Pdi yang ditemui KabarSelebes.id di sela-sela final kaligrafi, Rabu (27/07) merasa bangga atas karya peserta.

“Kalo tahun-tahun sebelumnya, bukan hanya dewan hakim. Tp para pencinta kaligrafi sudah bisa menebak siapa yang terbaik satu. Tapi sekarang, susah pak. Rata-rata karya mereka meningkat sangat jauh dari MTQ sebelumnya,” jelas Arif.

Bahkan aku pimpinan Pesantren dan Sanggar Seni Kaligrafi Alhasyimi Sulteng itu, dalam penilaian karya peserta pada babak penyisihan, sangat ketat.

“Hampir semua karya peserta di masing-masing golongan, penilaiannya sampai melebihi sepuluh jam. Bahkan ada yang sampai subuh belum memperoleh hasil. Terpaksa kita tunda ke esokkan harinya. Memang sangat ketat sekali,” jelas Arif.

Hanya saja jujurnya, masih ada kelemahan peserta yang belum bisa hilang setiap kali mengikuti lomba menulis ayat-ayat suci Alqur’an tersebut

“Kelemahan itu terletak dari kurang telitinya mereka dalam menulis, kadang masih ada yang salah kaidah. Terutama yang paling fatal adalah jali yaitu peserta dalam menggores masih ada ketinggalan hurufnya. Ini yang paling sering. Kiranya masa-masa akan datang, ini yang harus jadi perhatian serius bagi peserta,” harapnya. (hcb)

Laporan : Hasan Cl. Bunyu

Silakan komentar Anda Disini….