TAOPA, KabarS Selebes – Desa Bilalea menjadi desa terakhir yang menjadi melaksanakan tahapan kampanye dan pemaparan visi dan misi di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong, Senin 27 Juni 2022 mendatang.
Ada tiga calon kepala desa (cakades) yang akan bertarung di desa perbatasan dengan Desa Lambunu Utara Kecamatan Bolano Lambunu tersebut. Yakni Hamid nomor urut 1, Arjo Daemarising nomor urut 2 dan Lison I Nisabu di nomor urut terakhir 3.
Ada yang menarik di Pilkades Bilalea, Arjo yang merupakan sang petahana harus berhadapan dengan calon kuat. Sang “juara bertahan” itu harus berhadapan dengan orang nomor dua di Pemerintahan Desa Bilalea.
Lison yang tak lain saat ini menjabat sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) Bilalea. Tangguhnya Lison bukan isapan jempol belaka.
Hasil Penelusuran KabarSelebes.id di lapangan, dari empat dusun yang ada di desa hasil pemekaran dari Desa Palapi itu, Lison mendapat dukungan dari etnis Gorontalo dan Bugis yang memang merupakan penduduk mayoritas Desa Bilalea.
“Kami masyarakat Dusun IV Tompeng mayoritas mendukung pak Lison pak. Alasan kami,, karena beliau merupakan sosok yang sekdes yang sudah mengerti dengan alur pemerintah di Desa Bilalea,” aku lelaki berusia 50an tahun yang meminta namanya tak di sebut.
Cerita dia, jauh sebelum dibukanya pendaftaran bakal calon kepala desa, beberapa warga sudah menyampaikan kepada Lison yang juga salah satu imam di Masjid Babul Dhuha Tompeng. “Cuma waktu itu pak Lison masih tidak mau maju karena atasannya (Arjo, red) masih mau mencalonkan lagi di pilkades Bilalea,” bebernya lagi.
Namun masih beber lelaki yang berprofesi sebagai petani itu, setelah berulang kali di minta, barulah Lison mendaftarkan diri. “Kami semua pak bersyukur pas beliau mengatakan bersedia,” katanya senang.
Bak seorang peneliti, dirinya mengamati bahwa Gorontalo dan Bugis merupakan dua suku terbesar di Desa Bilalea yang menitikberatkan amanah pada Lison. “Dua suku ini pak, secara terang-terangan menaruh pilihannya pada pak Lison. Nilai mereka, selain sekdes, beliau juga orang agamais yang kecil kemungkinan akan menyalahgunakan anggaran desa,” nilainya.
Lison Nisabu dalam paparan programnya di kampanye cakades Bilalea, lebih mengutamakan mental spiritual kepala desa. “Kades itu harus memiliki sikap jujur serta memiliki dedikasi tinggi dalam mengemban amanah sekaligus mampu memprogramkan pembangunan fisik serta membedayakan potensi desa yang ada guna mencapai keberhasilan yang maksimal,” urainya.
Di samping itu, Lison juga akan mengaktifkan kegiatan-kegiatan organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna remaja masjid, kelompok pengajian terutama Taman Kanak-kana Alqur’an (TKA) dan Taman Pengajian Alqur’an (TPA). “Kenapa ini yang kami utamakan, ini demi terwujudnya masyarakat Desa Bilalea yang bersih, agamais sehat, kompak, mandiri, kreatif dan transparan,” paparnya.
Bagaimana dengan petahana? Dalam paparan konsep program kerjanya, Arjo membagi empat, yakni bidang pemerintahan bidang pendidikan dan keagamaan bidang perekonomian dan bidang sosial. “Program saya antara lain akan mengoptimalkan tugas, wewenang serta fungsi struktural pemerintah desa dalam hal pelayanan yang efektif, efisien dan semua itu, gratis,” ungkapnya.
Selain itu, lelaki kelahiran Januari 1969 itu lebih menekankan pada bidang ekonomi antara lain membuka seluas-luasnya kemitraan sejajar dengan pihak lain dalam upaya meningkatkan kegiatan ekonomi kemasyarakatan. “Salah satunya adalah meningkatkan sarana dan prasarana wilayah yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Bagaimana dengan Hamid sebagai pendatang baru di perpolitikan Bilalea? Meski sebagai “kuda hitam”, pria yang berdomisili di Desa Lambunu itu tak boleh dipandang sebelah mata. Dalam konsep visi misinya, Hamid akan mengusung semangat gotong royong dalam membangun Desa Bilalea yang jujur, adil sejahtera dan berakhlak mulia. “Kalo saya terpilih nantinya, saya akan mengutamakan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan transparan dan tetap akan melanjutkan program kerja kepala desa lalu yang belum terlaksana,” terangnya. (hcb)
Laporan: Hasan Cl. Bunyu