PALU, Kabar Selebes – Mantan Juru Bicara Partai Demokrat Sulteng Yusrin L. Banna menyayangkan pernyataan Ketua Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah, Rasyid Pusadan yang menyebut dirinya dipecat oleh partai.
“Pernyataan ketua BPOKK bentuk pembohongan publik. Dia bilang tanggal 25 februari 2021 dipecat. Surat panggilan klarifikasi Rabu tanggal 3 Maret dan saya mengundurkan diri di hari yang sama. DPD PD tidak berhak memecat. Hanya mengusulkan ke DPP PD, dan DPP yang memecat. Masa di tanggal 25 Februari saya dipecat,” kata Yusrin L. Banna, Kamis (4/3/2021).
Menurut Yusrin, dia menyatakan mundur dari kepengurusan DPD PD Sulteng yang diketuai Anwar Hafid karena beberapa hal substantive.
“(Anwar Hafid) dua periode jabat ketua DPD PD banyak janji dan komitmen yang tidak dipenuhi. Hal sangat mendasar soal kantor DPD Partai Demokrat. 10 tahun pimpin partai, kantor pindah-pindah. Ibarat orang kos-kosan. Padahal dua periode bupati, dan sekarang anggota DPR RI,” bebernya.
Hal lain yang membuat Yusrin memilih meninggalkan partai berlambang mercy itu adalah kekecawaan pengurus, saat digelar rakerda Rabu, (10/2/2021) di Hotel Santika. Banyak pengurus DPD PD tidak diizinkan masuk di acara rakerda. Termasuk Wakil Ketua I, Zulfakar Nasir, dan Bendahara Umum, Wiwit Kuniawaty.
“Di Rakerda akumulasi kemarahan teman-teman pengurus DPD PD. WA Group PD Sulteng gaduh. Tapi pak Anwar Hafid tidak tanggap. Terkesan menyalahkan panitia rakerda dan Plt. Sekretaris DPD PD,” jelas Yusrin.
Sehari pelaksanaan Rakerda, mulai muncul tudingan dugaan adanya kader ikut Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).
Sebagai Jubir Partai Demokrat, dirinya melaporkan sejumlah keluhan teman-teman pengurus. Termasuk keluhan pembatasan hadir di arena Rakerda.
“Ada tiga poin kesimpulan keluhan pengurus saya sampaikan ke pak Anwar Hafid. Pertama; pak ketua sangat lemah berkomunikasi dengan kader-kader partai, khususnya pengurus DPD. Kedua; kegiatan reses, tidak pernah diajak ntuk sekedar hadir nimbrung di kegiatan reses. Sementara reses anggota DPR RI dapil Sulteng lainnya, secara terbuka ngajak orang-orang hadir ngopi-ngopi bareng bahkan di acara resesnya. Ketiga; tidak ada distribusi kewenangan tugas. Apalagi mau berbagi rezeki ke pengurus,” jelas Yusrin.
Bahkan kata Yusrin, Wakil Ketua I, Zulfakar Nasir setiap hari di Kantor DPD PD, selalu mengeluhkan administrasi kantor yang tidak beres. Komputer rusak semua. Pagi suruh bikin surat, sore baru selesai. Dan masih banyak alasan kenapa dirinya (Yusrin) menyatakan mundur dari kepengurusan di bawah kepemimpinan Anwar Hafid.
“Insya Allah, sedua hari, secara resmi surat pengunduran diriku akan saya sampaikan ke DPD PD Sulteng,” tandas Yusrin.(abd)
Laporan : Abdee Mari