PALU, Kabar Selebes – Pemerintah Kota Palu saat ini sedang mempersiapkan kota Palu sebagai penopang Ibu Kota Negara RI, apabila nantinya tahun 2024 dipindahkan ke Kalimantan Timur .
Persiapan itu diungkapkan Wali kota Palu, Drs. Hidayat M.Si, dimana pihaknya sedang mengembangkan konsep ekonomi yang tepat, salah satunya dengan menjadikan kota Palu destinasi bagi wisatawan dengan membagi Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah menjadi dua kawasan.
“Bagian selatan itu kawasan wisata dan bagian Utara kita jadikan kawasan buah,” ucapnya ketika mengadakan pertemuan bersama masyarakat kecamatan Palu Utara di aula kantor kecamatan pada Rabu, (19/8/2020)
Pada pertemuan itu Hidayat mewakili pemerintah Kota Palu melakukan sosialisasi tentang program pengembangan kawasan agrowisata (kawasan Buah), bersama para masyarakat pemilik lahan yang diusulkan untuk keberlangsungan program yang dimaksud.
Berdasarkan rekapitulasi lahan perencanaan kawasan agrowisata di kecamatan Palu Utara, ada sebanyak 75 lahan hasil identifikasi dengan jumlah luas lahan yang diusulkan sebesar 486,537 m2 dan siap olah.
Hidayat mengatakan lahan tersebut nantinya akan ditanami berbagai macam buah seperti Mangga, Nangka, Alpukat, Jambu Kristal, Jambu Biji, dan buah lainnya yang bibitnya akan disiapkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan kota Palu.
“Jangan anggap Pemerintah mengambil lahan ini, tapi Pemerintah hanya menanam dan hasilnya, masyarakat yang punya lahan yang ambil,” ujarnya.
Lebih lanjut diterangkannya pihaknya telah menugaskan tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah kota Palu di antaranya Dinas Tata Ruang mengukur tanah dan titik koordinat dilokasi.
Selanjutnya data tanah akan diberikan ke Dinas PU, agar membuat perencanaan sumber air hingga akses jalan, kemudian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ditugaskan mencari bibit-bibitnya.
Selain kecamatan Palu Utara, pengembangan kawasan agrowisata kota Palu juga akan dilakukan di kecamatan Tawaeli dengan total luas lahan sebesar 162,8748 hektar.
Hidayat mencontohkan salah satu destinasi wisata yang telah dibangun seperti Ecotourism Puncak Salena yang didalamnya ada arena paralayang, sepeda gunung, tempat kemah, hingga kegiatan lainnya.
“Orang barat mengakui, puncak Salena bagus digunakan untuk Paralayang bahkan cuma beberapa di Asean yang bisa digunakan akrobatik salah satunya kota Palu,” jelasnya.
Demikian Hidayat berharap, pengembangan kawasan Kota Palu sebagai penopang persiapan perpindahan ibukota nantinya bisa memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat di tanah kaili.
“Semoga pengembangan kawasan agrowisata ini bisa mendorong ekonomi masyarakat di Palu khususnya Palu Utara dan Tawaeli,” katanya. (*/ap/fma)
Laporan : Adi Pranata.