Jakarta, Kabar Selebes – China kembali melakukan penerobosan wilayah terhadap Taiwan, wilayah yang dianggap Beijing sebagai pembangkang karena berkeras ingin memerdekakan diri.
Kali ini China menggunakan pesawat tempur Sukhoi Su-35S. Pesawat ini yang dibeli China dari Rusia ini memiliki nama Flanker-E oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara.
Berikut beberapa fakta pesawat Su-35S yang masuk ke dalam keluarga pesawat Sukhoi. :
1. Mampu lacak target berjarak 400 kilometer
Mengutip situs Rusia Rostec, Dibekali dengan sistem radar N035 Irbis-E (“Snow Leopard”) passive electronically scanned array (PESA) pesawat dapat melacak target ada jarak lebih dari 400 kilometer. Radar juga dapat melacak hingga 30 target secara bersamaan.
Pesawat tempur memiliki jangkauan lebih dari 3.500 kilometer tanpa mengisi bahan bakar. Fitur-fitur pejuang Generasi Keempat yang paling kuat di dunia termasuk mesin baru, avionik dan radar.
2. Harga Sukhoi Su-35S sekitar Rp1,1 triliun
Mengutip situs Tass, Pada 2015 silam, China sepakat untuk membeli 24 pesawat tempur Sukhoi Su-35S dengan total kontrak sebesar US$1 miliar. Diperkirakan harga satu pesawat Su-35 berada dalam kisaran US$83 juta hingga US$85 juta.
3. Dukung militer berbagai negara
Sukhoi Su-35S tak hanya digunakan sebagai aset militer Rusia. F-35A juga digunakan oleh beberapa negara, yaitu China hingga Mesir
4. Mau bibeli Indonesia
Angkatan Udara Indonesia pada 2018 lalu telah menandatangani kontrak untuk pembelian Sukhoi Su-35 dari Rusia. Namun, pembelian 11 jet tempur itu mandeg. Diduga akibat adanya tekanan pejabat Amerika Serikat.
Rumor pembatalan pembelian Sukhoi dari Rusia ini muncul setelah seorang pejabat Indonesia, yang tak ingin disebutkan namanya, menyatakan pihak AS menegaskan pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa terkena sanksi jika terus melanjutkan kontrak dengan Rusia.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan mengatakan pihaknya telah menyiarkan peringatan dan merespons secara aktif untuk mengusir beberapa jet jenis Su-30 China itu ke barat daya wilayahnya.
“Militer Taiwan sepenuhnya memantau kondisi laut dan udara di sekitar Selat Taiwan dan mengambil langkah-langkah responsif aktif untuk mempertahankan keamanan wilayah kami,” bunyi pernyataan Kemhan Taiwan melalui sebuah pernyataan.
Insiden ini terjadi tak lama setelah Taiwan mengumumkan akan menggelar latihan militer tahunan Han Kuang bulan depan. Latihan militer itu merupakan yang terbesar dilakukan Taiwan dan akan melibatkan simulasi perang.
Penerobosan wilayah ini bukan yang pertama kali dilakukan militer China terhadap Taiwan, wilayah yang dianggap Beijing sebagai pembangkang karena berkeras ingin memerdekakan diri.
Ketegangan antara Beijing dan Taipei terus memanas terutama setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen menjabat. Tsai merupakan pemimpin pro-demokratis yang berkeras akan membawa Taiwan merdeka dari China.
Sumber : CNNIndonesia.com