PALU, Kabar Selebes – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah menyebut penyebab tingginya harga gula pasir yang beredar yang dijual dan beredar di pasaran Sulteng merupakan gula pasir yang berasal dari Provinsi Gorontalo.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah, Zainudin Abd. Kadir mengatakan, banyak gula dijual dan harganya tinggi itu di Sulteng berasal dari Gorontalo, karena daerah itu menggunakan sistem lelang.
“Kalau dari Makassar masih terbatas distribusi pengirimannya,” kata Zainudin Abd. Kadir Kamis (23/4/2020).
Menurut Zainudin, ketersediaan barang kebutuhan pokok di luar gula pasir dianggap harganya masih cukup stabil di pasar induk tradisional. Bahkan, kata dia, harga kebutuhan pokok banyak yang mengalami penurunan harga jual ditingkat pengecer.
“Sudah begitulah hukum ekonomi, jika pembeli kurang pasti barang banyak, sebaliknya jika pembeli ramai otomatis stok barang sedikit. Ini Covid 19 dan terjadi hampir seluruh Indonesia,”ujarnya.
Sementara itu, menurutnya rata-rata masyarakat berbelanja di kegiatan pasar murah bergerak hampir semua stok habis terjual. Sedangkan, pasokan gula yang disediakan para distributor di pasar murah bergerak kurang lebih sebanyak 3 ton.
“Harganya terjangkau sekitar Rp12.500 perkilogram. Kebanyakan warga kemarin itu memborong gula sekitar 2 kilogram. Di pasar gula belum turun sampai hari ini sekitar Rp18-Rp20 perkilogram,” ungkapnya.
Sementara terkait dengan jumlah transaksi pada kegiatan pasar murah bergerak. Zainudin mengatakan belum menerima data dari hasil laporan pelaksanaan kegiatan selama dua hari tersebut.
“Karena kemarin kegiatan itu dibatasi saat jual beli dan tidak bisa berkerumun. Makanya, jadi data masih belum kami terima sampai saat ini,” katanya.(abd/rkb)
Laporan: Rifaldi Kalbadjang